Pada zaman kejayaan kerajaan Pajajaran, angklung disamping sebagai alat upacara pertanian, juga dipergunakan sebagai alat musik bagi bala tentara kerajaan dimana untuk menambah semangat tempur dalam menghadapi musuh sebagai alat musik perang pada zaman kerajaan Pajajaran. Kemudian fungsi angklung bergeser sebagai ritual penanaman padi dalam acara mengarak padi dari sawah, di desa lain angklung dipergunakan sebagai sarana penyebaran agama dan kegiatan yang berhubungan dengan pemerintah, kini angklung disajikan sebagai bentuk seni pertunjukan.
Daeng Sutigna (Pengembang Angklung)
Angklung mulai terangkat diawal tahun 1938 ketika seorang putra ahli musik Tatar Sunda kelahiran Garut yaitu Daeng Soetigna (13 Mei 1908 - 8 April 1984) memperkenalkan alat musik tersebut. la berguru kepada Bapak Jaya dari Kuningan, seorang ahli pembuat angklung.
Angklung mulai terangkat diawal tahun 1938 ketika seorang putra ahli musik Tatar Sunda kelahiran Garut yaitu Daeng Soetigna (13 Mei 1908 - 8 April 1984) memperkenalkan alat musik tersebut. la berguru kepada Bapak Jaya dari Kuningan, seorang ahli pembuat angklung.
Nada-nada yang dipergunakan yakni dari yang paling rendah G-C 3 dengan penadaan standar internasional yaitu A - 440.
Daeng Sutigna merupakan orang pertama yang mengembangkan angklung sistem tangganada diatonis yang disebut Angklung Indonesia, yang bersifat melodis, murid Pak Daeng adalah Pak Udjo, pengembangan yang dilakukan pak Udjo adalah membuat Angklung tradisi berlaras slendro, pelog yang bersifat ritmis.
Laras Angklung
- Untuk laras slendro, susunan nada C D E G A C, sedangkan laras pelog dipakai susunan nada C E F G B C untuk laras madenda dipakai susunan nada C E F A B C.
- Laras Diatonis, memiliki 7 yaitu nada C D E F G A B C.
Macam-macam Angklung
- Angklung Modern (pengembang Daeng Soetigna) menggunakan nada diatonis atau disebut juga Angklung Indonesia.
- Angklung Tradisi Sunda (pengembang Udjo Ngalagena) murid pak Daeng, angklung ini berlaras slendro, pelog.
Angklung modern cenderung lebih mengutamakan unsur melodi atau lagu. Angklung Sunda terdiri dari 24 buah angklung melodi 10 buah rincik, 5 buah, angklung 4 buah dan pengiring 5 buah. Angklung Indonesia terdiri dari 73 buah. 28 angklung melodi berukuran kecil, 11 angklung melodi berukuran besar, 17 angklung iringan, 17 penghias.
Pembelajaran angklung pak Daeng dilakukan dengan cara membaca
- Notasi dengan gambar
- Notasi dengan sistem nomor
- Notasi dengan jari
Notasi Gambar |
Jadi angklung-angklung yang akan dimainkan diberi atau ditempeli telebih dahulu gambar-gambar tersebut.
Belajar Musik Angklung Sistem Nomor |
Angklung Udjo
Pak Udjo mengembangkan angklung bertangganada pentatonik juga diatonis. Laras pentatonik adalah:
Pak Udjo mengembangkan angklung bertangganada pentatonik juga diatonis. Laras pentatonik adalah:
Pola Permainan
Angklung Udjo meliputi jenis permainan angklung, yaitu angklung ‘tradisi’ dan angklung Indonesia. Yang dimaksud dengan angklung tradisi adalah permainan angklung dengan pola-pola tabuhan tradisi yang bersifat ritmis, seperti halnya tabuhan jenis-jenis angklung tradisi pada umumnya. Pola tabuhannya masih tetap berbentuk terputus-putus dengan teknik dimainkan dengan digoyang. Bedanya dengan angklung-angklung tradisi lainnya, angklung tradisi Udjo sudah lebih dikembangkan dari segi pengolahan bunyinya. Bunyi yang dihasilkan dari permainan digoyangkan sudah cenderung merupakan pengulangan melodi pendek-pendek yang dihiasi dengan bunyi panjang unik yang terlahir dari bunyi sebuah angklung yang dimainkan (digoyangkan) secara terus menerus tanpa berhenti.
Angklung Udjo meliputi jenis permainan angklung, yaitu angklung ‘tradisi’ dan angklung Indonesia. Yang dimaksud dengan angklung tradisi adalah permainan angklung dengan pola-pola tabuhan tradisi yang bersifat ritmis, seperti halnya tabuhan jenis-jenis angklung tradisi pada umumnya. Pola tabuhannya masih tetap berbentuk terputus-putus dengan teknik dimainkan dengan digoyang. Bedanya dengan angklung-angklung tradisi lainnya, angklung tradisi Udjo sudah lebih dikembangkan dari segi pengolahan bunyinya. Bunyi yang dihasilkan dari permainan digoyangkan sudah cenderung merupakan pengulangan melodi pendek-pendek yang dihiasi dengan bunyi panjang unik yang terlahir dari bunyi sebuah angklung yang dimainkan (digoyangkan) secara terus menerus tanpa berhenti.
Berikut adalah contoh motif-motif tabuhan angklung tradisi Udjo. Pada tempat pelatihan angklung (Saung) Pak Udjo dalam pembelajarannya juga menggunakan notasi nomor ataupun kode tangan.
Pembelajaran Musik Angklung dengan Kode Tangan |
Komentar
Posting Komentar
Dengan menggunakan kolom komentar atau kotak diskusi berikut maka Anda wajib mentaati semua Peraturan/Rules yang berlaku di situs plengdut.blogspot.com ini. Berkomentarlah secara bijak.