Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya merusak. Pelapukan, erosi, dan sedimentasi merupakan tenaga eksogen yang ketiganya bersifat merusak permukaan bumi sehingga menghasilkan bentukan-bentukan baru pada relief permukaan bumi.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi antara lain air, sinar matahari, cuaca (suhu, tekanan dan kelembapan udara, angin, curah hujan), gletser serta organisma yang bekerja bersama-sama atau secara terpisah dalam proses denudasi. Denudasi adalah proses erosi lanjut yang menyebabkan tersingkapnya induk batuan setempat.

a. Pelapukan (Weathering)

Pelapukan adalah proses penghancuran atau perusakan dan pelepasan partikel-partikel batuan yang dipengaruhi oleh cuaca (temperatur), air atau organisme. Beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan pelapukan, antara lain:

1) Tingkat kekuatan atau kekompakan batuan.
2) Topografi atau kemiringan lereng.
3) Keadaan vegetasi atau organisme lain.
4) Cuaca/iklim

Hasil pelapukan di Karang Hay Dartmoor, Inggris bagian selatan. (Sumber: Jendela Iptek)
Hasil pelapukan di Karang Hay Dartmoor, Inggris
bagian selatan. (Sumber: Jendela Iptek)

Proses Pelapukan
Proses Pelapukan
Ada tiga jenis pelapukan, yaitu sebagai berikut.

1) Pelapukan Fisis atau Mekanis

Faktor-faktor gejala alam yang menyebabkan terjadinya pelapukan fisis, yaitu:
a) Perubahan Suhu
Adanya perubahan atau perbedaan suhu siang hari dan malam hari yang sangat tinggi dan disebut sebagai amplitudo suhu harian, terutama di daerah gurun pasir mengakibatkan bongkahan batuan setempat menjadi retak, pecah, dan mengelupas. Pada siang hari di daerah gurun suhu udara sangat penas dan ketika malam hari tiba subu udara turun drastis sangat dingin. Proses perubahan suhu udara ini lama kelamaan mengakibatkan bongkahan batuan menjadi hancur.

b) Insolasi (Sole = Matahari)

Insolasi yaitu pelapukan yang disebabkan penurunan suhu udra yang mendadak. Di daerah gurun, ketika panas terik kemudian turun hujan tiba-tiba, terjadi penurunan suhu udara yang tiba-tiba. Pada saat itu kerutan batuan berlangsung sangat tiba-tiba pula. Maka pecahlah butiran batuan gurun dengan iringan suara yang berdentang.
c) Pembekuan Air dalam Celah Batuan
Genangan air di celah-celah batuan, pada malam hari akibat penurunan suhu sampai beberapa derajat di bawah nol menyebabkan air tadi berubah menjadi es. Ketika genangan air di celah batuan itu berubah menjadi es. Ketika genangan air di celah batuan itu berubah menjadi es volumenya lebih besar dan menekan celah batuan. Jika proses ini terus berlangsung dalam waktu lama, akibatnya bongkahan batuan menjadi hancur.

d) Warna Mineral Batuan
Perbedaan warna mineral pembentuk batuan pun menyebabkan perbedaan pemuaian bagian-bagian batuan. Jika proses pemuaian itu terus-menerus menyebabkan berlangsungnya pelapukan mekanik. Warna mineral batuan yang gelap bersifat cepat menyerap panas, energi panas yang diserap mengakibatkan batuan memuai.

e) Pelapukan Es (Glasial)
Bukan hanya di daerah gurun atau daerah kering lainnya terjadi pelapukan fisik terhadap batuan di daerah kutub juga terjadi pelapukan fisis berhadap es yang dinamakan pelapukan es, karena adanya amplitudo suhu harian yang tinggi antara malam dan siang hari atau antara suhu musim dingin dengan musim panas.
f) Air yang Bergerak
Gerakan air menimbulkan juga pecah-pecahnya batuan yang dilaluinya. Ini dapat di lihar bahwa kerikil yang dingkut oleh sungai sudut-sudutnya hilang menjadi bulat.
g) Abrasi, gelombang laut yang memukul pantai dapat merusakkan batuan di pantai.
h) Akar-akar pohon yang masuk ke dalam batuan tumbuh menjadi besar dan memecahkan batuan itu.

2) Pelapukan Kimia

Pada pelapukan ini batu-batuan tidak hanya mengalami penghancuran fisik tetapi disertai perubahan struktur kimiawi batuan tersebut. Proses pelapukan ini dipengaruhi oleh air dan kondisi iklim.

Pelapukan kimia di daerah kapur menghasilkan batuanbatuan baru atau gejala karst, seperti:

a) Dolina (russ) yaitu lubang-lubang yang berbentuk corong.
b) Uvala, yaitu suatu depresi di daerah karst yang lebih besar dari doline.
c) Gua kapur dan sungai di dalam tanah.
d) Stalaktit yaitu bentukan di langit gua dan stalagmit yaitu bentukan di lantai gua.
e) Kubah kapur yaitu bukit-bukit kecil dari batuan kapur.

3) Pelapukan Organis

Pada pelapukan ini batu-batuan hancur oleh adanya aktivitas organisme, baik tumbuhan, hewan maupun manusia. Misalnya penghancuran batuan oleh akar cendawan dan lumut melapukkan batuan tempat lekatnya, atau bakteri dan organisme kecil dalam tanah.

b. Pengikisan (Erosion)

Erosi adalah suatu proses pengikisan dan penorehan bahanbahan yang disebabkan oleh gerakan air mengalir, hembusan angin, gelombang laut, dan gletser.

Proses pengikisan (erosi)
Proses pengikisan (erosi)
Faktor-faktor penyebab terjadinya erosi antara lain:

1) Aliran Air

Berdasarkan bentuk atau tipe erosinya, terdapat 5 macam erosi air yaitu:
  • Erosi Percikan (splash erosion), terjadi karena tenaga tetesan air hujan memecahkan bahan mineral seperti batu, kerikil, debu, dan partikel tanah.
  • Erosi Permukaan (sheet erosion), erosi yang mengikis tanah bagian atas sehingga kesuburan tanah berkurang.
  • Erosi Alur (riil erosion), terjadi karena pengumpulan aliran air permukaan yang membentuk alur-alur.
  • Erosi Parit (gully erosion), merupakan perkembangan erosi alur yang membentuk parit-parit yang lebih dalam dan lebar. 
  • Erosi Air Terjun (water fall erosion), terjadi pada lereng yang curam atau terjal di mana terdapat air terjun.

Contoh erosi air terjun. (Sumber: Microsoft Encarta)
Contoh erosi air terjun. (Sumber: Microsoft Encarta)


Bentukan-bentukan permukaan bumi hasil erosi air, antara lain berikut ini.
  • Meander dan Oxbouw Lake, Meander yaitu kelokan sungai yang berulang-ulang, sedangkan oxbow lake yaitu bekas aliran sungai yang berbentuk tapal kuda dikenal dengan nama kali mati.
  • Lembah, ngarai dan jurang yang dalam (canyon) seperti Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Grand Canyon of Colorado.
  •  

2) Gerakan Gelombang Laut

Gelombang laut yang bergerak terus menerus terhadap dinding pantai menyebabkan pengikisan pantai dan  memindahkan material batuan dari pantai ke tempat sekitarnya yang dinamakan abrasi. Abrasi menyebabkan terbentuknya:

a) cliff, yaitu dinding pantai yang curam dan terjal;
b) relung, yaitu cekungan pada dinding pantai;
c) dataran abrasi, yaitu hamparan wilayah datar di pantai;
d) cave yaitu terowongan atau gua di pantai.

Contoh hasil erosi gelombang laut. (Sumber : Microsoft Encarta)
Contoh hasil erosi gelombang laut.
(Sumber : Microsoft Encarta)

3) Gletser

Gletser adalah bongkahan-bongkahan atau lempengan es yang bergerak lambat dari pegunungan tinggi menuju ke bawah. Pada saat bergerak terjadi pengikisan dan sekaligus menyeret batu-batuan ke bawah yang dinamakan eksarasi. Erosi ini menyebabkan terbentuknya morena yaitu timbunan batu kerikil, pasir, dan bongkahan yang ditinggalkan oleh sisa gletser, sedangkan lawine adalah longsor gletser atau salju.

Contoh hasil erosi gletser. (Sumber : Jendela Iptek)
Contoh hasil erosi gletser. (Sumber : Jendela Iptek)

4) Hembusan Angin

Angin yang berhembus sambil membawa pasir melakukan pengikisan terhadap batuan yang dilewatinya yang dinamakan korasi. Korasi ini menyebabkan terbentuknya batu cendawan atau batu jamur di padang pasir.

Contoh hasil erosi angin. (Sumber : Microsoft Encarta)
Contoh hasil erosi angin. (Sumber : Microsoft Encarta)

c. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan batuan besar, kecil, halus dan bahan sisa organik hasil kerja erosi yang diangkut oleh aliran air, hembusan angin dan gelombang laut di suatu tempat dalam kurun waktu yang lama. Sedimentasi merupakan salah satu tenaga eksogen yang turut menentukan relief permukaan bumi. Bentukan-bentukan yang dihasilkannya tergantung pada media penyebabnya antara lain:

1) Sedimentasi oleh Air Sungai

Aliran air sungai membawa bahan-bahan padat hasil erosi dan diendapkan di sekitar aliran sungai berupa
  • bantaran sungai, yaitu daratan yang berada di sebelah kanan-kiri sungai;
  • kipas aluvial, yaitu endapan sungai yang berbentuk kipas;
  • dataran banjir (flood plain), terjadi apabila sungai meluap atau banjir, di kanan kirinya terdapat endapan yang datar;
  • delta, yaitu bentukan sedimentasi di bagian hilir sungai baik di danau ataupun di pantai.

2) Sedimentasi oleh Angin (Eolis)

Hembusan angin membawa bahanbahan padat yang diendapkan di tempat tertentu. Bentukan alam yang dihasilkannya berupa:
  • gugus pasir (sand dunes), yaitu bukit pasir yang rendah di daerah pantai atau gurun.
  • barchans, yaitu sejenis bukit pasir berbentuk bulan sabit yang lerengnya melandai menghadap ke arah datangnya angin.

Contoh sedimentasi eolis. (Sumber : Microsoft Encarta)
Contoh sedimentasi eolis. (Sumber : Microsoft Encarta)

3) Sedimen oleh Gelombang Laut

Gerakan gelombang membawa bahan-bahan hasil abrasi dan diendapkan di sepanjang pantai. Bentukan alam yang dihasilkannya berupa:
  • beach, yaitu kumpulan puing batu karang di sekitar cliff;
  • bar, yaitu endapan pasir di pantai yang arahnya me-manjang;
  • tombolo, yaitu endapan pasir yang menghubungkan pulau dengan daratan induk.

Abrasi Pantai
Abrasi Pantai