Menulis Karya Sastra untuk Majalah Dinding dan Buletin

Sebagai salah satu bentuk kreatif apresiatif, menulis karya sastra merupakan bentuk apresiatif terhadap karya sastra. Ada banyak jenis karya sastra yang bisa kamu hasilkan, misalnya prosa (novel, cerpen, cerbung, dan banyak lagi yang lainnya), puisi, kritik sastra, esai sastra dan banyak lagi yang lain. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar untuk menulis karya sastra untuk selanjutnya ditempelkan di majalah dinding atau buletin.

Pada dasarnya tidak terdapat aturan mutlak dalam menyusun karya sastra. Satu hal yang terpenting dalam menyusun kary sastra untuk majalah dinding atau buletin adal kesesuaian tema (Majalah dinding atau buletin) dan keterkaitan nya dengan waktu dan peristiwa yang sedang terjadi.Apa pun medianya, tidak ada aturan khusus dalam menulis karya sastra, setiap penulis memiliki kebebasan dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam sebuah karya sastra. Kebebasan dalam menulis karya sastra ini disebut sebagai licentia puitica. Dengan demikian tidak semestinya ada penilaian atas baik-buruk dalam karya sastra, karena licentia puitica itu merupakan gambaran dan karakter dari seorang penulis. Satu hal yang perlu diperhatikan saat menyusun karya sastra untuk media yang berjangka adalah perhatikan tema pemuatan dan waktu (hal ini berkaitan dengan peristiwa yang terjadi saat itu). Endraswara, 2003, mengatakan bahwa menulis karya sastra termasuk menulis puisi dan cerpen sesungguhnya merupakan cara yang dapat kamu lakukan untuk menyalurkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaanmu yang terkristalisasi dari kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang bisa kamu salurkan melalui penulisan karya sastra, termasuk puisi dan cerpen, misalnya pergumulan batin terhadap berbagai masalah kehidupan yang membuat kamu mengalami kejengkelan, kerinduan, kegelisahan, dan sebagainya.

Dimuatnya karya tulis dalam media cetak setidaknya telah memberikan sebuah penilaian atas layak atau tidaknya sebuah karya itu untuk dibaca.
Meskipun tidak terdapat aturan mutlak dalam menulis karya sastra, namun setidaknya terdapat rambu-rambu yang digunakan dalam menulis karya ssatra agar cerita yang disampaikan tidak meluas dan tetap terfokus. Berikut merupakan tahapan-tahapan yang bisa digunakan dalam menulis karya ssatra.

a. Menentukan tema dari karya sastra yang akan disusun.
b. Menyusun ide yang akan dituangkan dalam bentuk kerangka karangan.
c Mengembangkan ide dalam kerangka karangan yang telah disusun.
d. Endapkan karya yang telah kamu tulis tersebut dalam beberapa hari selanjutnya periksa kembali.
e. Setelah itu lakukan revisi kecil untuk kesempurnaan karya sastra yang telah kamu susun.

Komentar