Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia pasti akan membutuhkan orang lain. Bisakah kita bayangkan, bagaimana semenjak kita lahir sampai besar sekarang ini jika tanpa bantuan orang lain? Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya, harus diajari makan, berjalan, berbicara, bermain, membaca, dan sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa sejak lahir, manusia sudah berhubungan dengan manusia lainnya.

Sejak kecil kita sudah membutuhkan bantuan manusia lainnya
Sejak kecil kita sudah membutuhkan
bantuan manusia lainnya
Mari perhatikan lingkungan sekitar kita. Di rumah, kita akan melihat adik, kakak, dan orang tua. Di sekolah, kita dapat melihat teman, guru, penjaga sekolah, dan lain-lain. Di lingkungan sekitar rumah, kita dapat melihat tetangga, pedagang yang lewat dan lainnya. Semua itu adalah bagian dari lingkungan sosial, baik secara individu, maupun kelompok.

Baca juga: Untuk mendukung mobilitas penduduk antarwilayah, pemerintah membangun sarana jalan dan jembatan, kapal laut dan pesawat

Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia.

Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial karena tanpa ada interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan. Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama, dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat dikatakan sebagai proses interaksi sosial yang menjadi dasar proses sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu?

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Jika ditanya dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain dia ikut main. Jika itu dilakukan, sebenarnya telah terjadi interaksi sosial.

Kehidupan bersama diawali dari adanya interaksi antara dua orang atau lebih.
Kehidupan bersama diawali dari adanya interaksi
antara dua orang atau lebih.
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere. Kata con berarti bersama-sama sedangkan tangere mengandung pengertian menyentuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa kontak berarti bersama-sama saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara fisik. Misalnya, kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain.

Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Kontak yang bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan kontak yang bersifat negatif akan mengarah pada suatu pertentangan.

Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:
  1. Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.
  2. Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga. Misalnya, Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan kepada Fatimah.

Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk, yaitu:
  1. Antara orang perorangan; Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung. Ia dapat merasakan cinta dan kasih sayang, minimalnya dari ibu dan ayahnya. Setelah itu, ia semakin tumbuh berkembang. Ia semakin banyak belajar tentang kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam keluarga, misalnya saja masalah sopan santun dalam bertutur kata, makan, dan lain-lain.
  2. Antara perorangan dengan kelompok; Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya. Kegiatan belajar bersama dan berdiskusi merupakan contoh kontak sosial perorangan dengan kelompok.
  3. Antara kelompok dengan kelompok; Contohnya, seperti kelompok pelajar dari suatu sekolah melakukan studi banding ke sekolah yang lain.

Kedua kelompok itu akan bertemu dan bertatap muka. Kegiatan seperti dapat dijadikan contoh kontak sosial kelompok dengan kelompok.

Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didorong oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Imitasi

Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti peniruan. Meskipun manusia memiliki pola dasar masing-masing yang unik (individualis), tetap saja dalam diri manusia ada keinginan untuk meniru seperti orang lain atau kelompok. Dengan demikian , imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
Untuk dapat meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain:
  1. Harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. Minat merupakan syarat dasar dari tiap individu untuk melakukan imitasi. Mustahil melakukan imitasi kepada objek yang tidak kita sukai.
  2. Selain menaruh minat, langkah selanjutnya adalah mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. Makna mengagumi adalah sebuah langkah yang lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan hanya menyukai.
  3. Harus memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi objek imitasi kita.
  4. Syarat yang terakhir, pihak yang akan melakukan imitasi harus memiliki pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi.
Faktor imitasi akan memunculkan dampak positif dan negatif. Dampak positif kalau yang diimitasinya itu berupa kaidah-kaidah (norma) dan perilaku yang baik. Sebaliknya imitasi ini akan berdampak negatif kalau yang ditiru itu berupa perilaku yang tidak baik. Selain itu imitasi juga bisa melemahkan daya kreasi seseorang.

Saat ini banyak para remaja ataupun artis yang meniru (mengimitasi) cara berpakaian, model rambut, cara bicara dari artis-artis terkenal dari Barat maupun Asia Timur.

Anak-anak rentan untuk melakukan proses imitasi perilaku orang-orang disekitarnya maupun melalui tayangan televisi.
Anak-anak rentan untuk melakukan proses imitasi
perilaku orang-orang disekitarnya maupun melalui tayangan
televisi.

b. Faktor Sugesti

Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Faktor sugesti ini akan terjadi apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu melakukan pandangan orang lain. Selain itu sugesti akan terjadi kalau orang yang memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang di bidangnya atau juga sugesti itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas). Misalnya, seorang pasien yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami penyembuhan salah satunya disebabkan rasa percayanya yang tinggi (sugesti) pada dokter tersebut. Pada keadaan tersebut, dokter berhasil memberikan sugesti pada pasiennya.

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Faktor identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi ini. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain bisa masuk ke dalam jiwanya. Misalnya, kita mengidolakan seseorang sehingga semua tingkah laku orang itu kita lakukan. Seorang yang mengidolakan orang lain akan meniru segala hal yang berkaitan dengan orang tersebut.

Artikel belajar online lainnya: Cara sistem syaraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui jaringan kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem syaraf.

d. Faktor Simpati

Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting. Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.

Komentar