Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Kondisi Lingkungan Sekitar

Kepadatan penduduk atau populasi manusia di bumi kita saat ini ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap habitat lingkungan yang kita diami. Jika kita kaji ulang, hampir semua kondisi kebutuhan dari manusia (baik itu kain, baju, kertas dan lainnya), kesemuanya dipasok atau bersumber dari lingkungan sebagai pemenuhannnya atau yang kita kenal dengan istilah SDA (Sumber Daya Alam). Sesuai dengan istilah tersebut berarti semua yang di butuhkan manusia sebagai penduduk untuk memenuhi kebutuhannya bersumber pada kondisi lingkungan. Hal ini jika tidak dikendalikan maka akan menimbulkan dampak pengaruh negatif pada lingkungan yang kita tempati.

Jika kita buatkan pengaruh perbandingan akan menjadi seperti ini: "semakin tinggi kondisi populasi penduduk, maka semakin banyak juga kebutuhan hidup yang diperlukan, dan akan semakin banyak juga sumber alam yang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan tersebut." Sebagai contoh, misalnya kebutuhan akan pangan, udara bersih, air bersih, dan kebutuhan lainnya.

Berbagai macam masalah juga akan timbul apabila terjadi kondisi peningkatan terhadap jumlah populasi penduduk. Contohnya yaitu terjadi kepadatan pada arus lalu lintas dimana akan menyebabkan pengaruh adanya pencemaran udara. Selain itu meningkatnya penduduk otomatis akan meningkat juga kondisi kebutuhan lahan sebagai tempat tinggal, akhirnya lahan aktivitas pertanian dan juga lahan bantaran kali atau sungai digunakan sebagai tempat tinggal. Selain akan menimbulkan kesan kumuh, kebutuhan air bersih dan pangan menjadi pengaruh yang jelas terlihat.

Kualitas dari lingkungan akan menurun jika pengaruh terhadap permasalahan ini dibiarkan secara terus menerus, dan efek paling buruk adalah lingkungan akan menjadi rusak. Itulah sebabnya ada istilah "sadar lingkungan" yang harus kita terapkan agar lingkungan tetap terjaga.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi jumlah populasi atau pengaruh kepadatan dari manusia, diantaranya yaitu;
  1. Natalitas atau dikenal dengan kelahiran merupakan pengaruh penyebab pertama dalam bertambahnya kepadatan dari populasi. Angka dari kelahiran ini bisa kita hitung dari jumlah kelahiran hidup setiap 1.000 penduduk per tahunnya. Itulah mengapa pemerintah Indonesia mencanangkan kegiatan KB atau keluarga berencana, 2 anak saja cukup sebagai tindakan untuk menghindari kepadatan dari populasi pada penduduk di Indonesia ini.
  2. Mortalitas atau dikenal juga dengan kematian. Dengan adanya kematian maka populasi tentunya menjadi berkurang. Angka kematian sendiri dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah dari kematian setiap 1.000 penduduk per tahunnya.
  3. Imigrasi atau terjadinya penambahan penduduk yang masuk suatu daerah atau lokasi wilayah tertentu maka akan menambah kepadatan terhadap daerah tersebut.
  4. Emigrasi merupakan kebalikan dari imigrasi, dimana adanya perpindahan penduduk dari tempat yang di diami ke tempat lain sehingga tempat yang di tinggalkan akan mengalami pengurangan populasi.

Peran manusia yang besar sebagai komponen biotik pada suatu ekosistem lingkungan maka akan menimbulkan pengaruh besar juga terhadap lingkungan tersebut. Salah satu pengaruh yang bersifat negatif pada lingkungan yaitu terciptanya pencemaran baik itu pencemaran laut, sungai, udara, tanah, dan yang paling nyata adalah kerusakan lingkungan hutan. Kerusakan lingkungan tersebut sudah tentu akan berpengaruh besar pada kelangsungan hidup dari manusia di masa yang akan datang. Berikut ini beberapa tanda gejala pencemaran beserta cara mengatasinya yang bisa kalian lakukan agar dapat menjaga lingkungan kita tetap sehat:

A) Pencemaran Air

Gejala ataupun tanda dari pencemaran air ini dapat dilihat secara:
  1. Fisis; yaitu dengan cara mengamati perubahan suhu air, kejernihan air, perubahan warna air serta rasa air tersebut.
  2. Kimia; biasanya terjadi jika ada zat kimia yang terlarut di dalam air dengan ditandai adanya perubahan terhadap pH.
  3. Biologi; ditandai dengan adanya mikroorganisme di dalam air.

Akibat pengaruh pencemaran Air:

  • Zat dimana memperkaya perairan sehingga merangsang pertumbuha mikroorganisme. Apabila pada air terkandung limbah yang dapat membusuk maka bau yang tidak sedap akan timbul dari air tersebut. Sehingga oksigen terlarut yang ada di dalam air tadi akan berkurang dan dapat menganggu kehidupan makhluk hidup atau biota air. Sedangkan bentuk sampah organik jika terlarut dalam air akan mengalami peristiwa penguraian dimana akan terjadi pelepasan nitrat serta fosfat dan akan merangsang mikroorganisme, sebagai contoh misalnya pada ganggang yang akan tumbuh dengan subur sehingga mampu menutupi seluruh ekosistem dari air tersebut. Peristiwa semacam ini dikenal dengan istilah eutrofikasi.
  • Organisme akan mati jika dalam lingkungan air terkandung zat yang memiliki sifat sebagai racun (pencemaran). Salah satu pencemaran zat racun yang paling sering ditemukan dalam air yaitu pestisida. Pestisida sendiri sering ditemukan dalam lingkungan air karena pemakaiannya pada bidang pertanian untuk mengendalikan hama dan tentunya sudah kita ketahui bahwa pertanian paling banyak membutuhkan asupan keluar masuknya air atau yang dikenal dengan sistem irigasi. Zat pestisida yang terbawa dan terlarut dalam air ini tentunya akan menggangu ekosistem air. Hal ini dikarenakan sifat pestisida yang susah diuraikan oleh mikroorganimse. Kandungan terhadap oksigen terlarut yang ada dalam air pun akan berkurang. Selain itu juga pestisida akan menumpuk dalam tubuh organisme tingkat rendah hingga tingkat tinggi atau dikenal dengan pelipatgandaan pestisida dan dikenal dengan istilah biological magnification.

Cara dan upaya untuk mengatasi pencemaran pada lingkungan air:

  1. UPL atau Unit Pengelola Limbah merupakan sistem yang wajib dimiliki oleh segala macam industri agar limbahnya bisa dikelola dan tidak mencemar lingkungan sekitarnya. 
  2. Pestisida serta pupuk buatan hendaklah digunakan dalam dosis yang dianjurkan dan tidak berlebihan.
  3. Unit pengelola sederhana wajib dimiliki rumah tangga agar limbah sampah yang membahayakan lingkungan dan ekosistem air bisa dikontrol.

B) Pencemaran Udara

Penyebab pencemaran pada udara diantaranya yaitu asap, baik itu dari kendaraan maupun dari cerobong pabrik serta dari instalasi dan juga percobaan nuklir. Adapun pengaruh akibat pencemaran udara ini berupa:
  1. Terjadinya efek rumah kaca yaitu peristiwa meningkatnya suhu pada bumi dikarenakan kandungan kadar dari karbondioksida yang meningkat atau saat ini kita kenal dengan istilah global warming (pemanasan global).
  2. Terjadinya gangguan pada pernafasan dan juga penyakit pada paru-paru.
  3. Hujan yang memiliki keasaman air hujan lebih tinggi dibandingkan dengan air hujan normal atau yang dikenal dengan istilah hujan asam. Keasaman pada air hujan ini diakibatkan oleh adanya kandungan asap hasil buangan bahan bakar fosil. Pengaruhnya bagi lingkungan bedampak pada tanah menjadi tidak subur, tanaman juga akan rusak, serta kandungan pH pada air akan turun. Kalian juga bisa merasakan gatal pada bagian kulit jika terkena air hujan ini, terutama bagi kalian yang tinggal di kota-kota besar dengan tingkat kepadatan arus lalu lintas tinggi.
  4. Lapisan pada Ozon juga akan menjadi rusak, akibatnya sinar Ultaviolet atau UV tidak dapat di filter atau tersaring. Efeknya bagi kesehatan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti misalnya kanker kulit, kulit mudah terbakar dan rusaknya lensa mata sehingga sangat mudah terkena penyakit katarak. Pada tumbuhan biasanya sinar UV ini akan mengganggu peristiwa proses dari fotosintesis. Salah satu cara mengurangi dampak ini yaitu dengan mengurangi pemakaian dari bahan bakar minyak serta penghentian penggunaan CFC pada mesin pendingin seperti kulkas yang dapat berakibat buruk pada lapisan ozon. Itulah sebabnya di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat terjadi polemik saat orang nomor satu Indonesia tersebut mencanangkan mobil murah. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan semakin banyak mobil yang digunakan maka akan semakin tinggi juga bahan bakar yang diperlukan sehingga dapat merusak ozon dan kegiatan ini merupakan kegiatan yang tidak ramah lingkungan. 

Upaya serta cara dalam menangani pencemaran di udara;


  • Bagi pabrik-pabrik yang mengeluarkan emisi berupa asap diwajibkan memiliki cerobong asap dengan ketinggian tertentu agar pencemaran gas sisa emisi ini akan berbaur dengan angin dan keluar dari lingkungan.
  • Sebaiknya pabrik-pabrik tersebut harus jauh dari pemukiman penduduk agar tidak mengganggu dan menimbulkan penyakit bagi masyarakat penduduk sekitar.
  • Reboisasi atau penanaman kembali hutan hijau merupakan cara yang paling ampuh untuk mengurangi kandungan karbondioksida yang ada di udara. Hal ini dikarenakan hampir semua tumbuhan hijau melakukan fotosintesis dimana membutuhkan karbondioksida dalam prosesnya dan melepasnya kembali dalam bentuk Oksigen sehingga pencemaran udara dapat ditekan.

C) Pencemaran Tanah

Sampah merupakan penyebab terjadinya pencemaran tanah, akan tetapi sampah yang mencemari tanah ini biasanya jenis sampah anorganik atau sampah yang tidak mampu diuraikan oleh lingkungan. Sebagai contoh yaitu sampah dari kaleng, gelas plastik, kaca dan lain sebagainya. Dampak pengaruh sampah ini akan mengakibatkan penurunan kesuburan pada kualitas tanah. Apabila kualitas tanah terganggu maka pertumbuhan dari tanaman juga akan ikut terganggu. Ada beberapa upaya dalam mengatasi ataupun mencegah terjadinya pencemaran pada tanah, diantaranya;
  1. Sampah yang tidak dapat diuraikan sebaiknya diolah atau di daur ulang kembali menjadi bentuk produk lain yang lebih bermanfaat dan bisa digunakan kembali.
  2. Biasakan saat kalian membuang sampah, pisahkan sampah organik dan sampah anorganik seperti plastik, kaleng dan lainnya. Sahingga sampah anorganik lebih mudah dikumpulkan untuk di daur ulang kembali, sedangkan sampah organik bisa diolah menjadi pupuk bagi tanaman.
  3. Biasakan juga jangan membuang sampah di sembarang tempat terutama di tempat-tempat wisata seperti pantai, sungai dan lainnya.

Hutan gundul akibat penebangan liar
Hutan gundul akibat penebangan liar


Kerusakan hutan juga menjadi satu faktor utama yang berperan dalam dampak pengaruh penurunan kualitas dari lingkungan selain pencemaran yang terjadi pada lingkungan seperti yang telah dijelaskan di atas. Adapun beberpa faktor penyebab kerusakan hutan ini, diantaranya yaitu;
  • Aktivitas penebangan kayu secara liar,
  • Kegiatan berladang yang selalu bepindah-pindah tempat,

Beberapa dampak akibat dari kerusakan pada hutan yaitu;

  1. Kesuburan pada tanah akan menjadi menurun
  2. Begitu juga dengan air tanah akan berkurang
  3. Terjadi peningkatan suhu di bumi ini
  4. Pembukaan lahan secara terus menerus dan berpindah-pindah akan mengancam keberadaan Fauna dan Flora.

Sedangkan upaya serta cara yang wajib kita tempuh untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan ini diantaranya yaitu;
  • Sosialisasi dan kesadaran penduduk masyarakat mengenai dampak negatif dari kerusakan pada hutan.
  • Tidak melakukan penebangan hutan secara liar agar lingkungan hutan tetap terjaga.
  • Melakukan motivasi kepada warga penduduk masyarakat agar mau ikut bertanggung jawab dalam memelihara kelestarian hutan dan lingkungan hidup.
  • Peraturan mengenai penebangan hutan harus ada dan harus ditaati.
  • Pengawasan, pengelolaan dan pengendalian hutan harus diadakan.
  • Pemerintah wajib membuat undang-undang yang mengatur lingkunga hidup serta pengelolaan hutan. Sebagai contoh yaitu UU Nomor 4 Thn 1982 mengenai Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Itulah tadi dampak dan pengaruh pada lingkungan jika terjadi kondisi peningkatan kepadatan dalam populasi penduduk. Semoga bermanfaat bagi kalian dalam kegiatan belajar mengajar.