Cara Pemahaman Puisi & Teknik Membaca Puisi Yang Baik dan Benar

Cara membaca Puisi yang Baik & Benar

Membaca puisi dapat digolongkan sebagai tingkatan pemahaman kreatif. Mengapa bisa dikatakan masuk golongan tingkat pemahaman kreatif? Hal ini dikarenakan saat seseorang membaca puisi, maka makna puisi tersebut harus bisa disampaikan kepada pendengar dengan penjiwaan dan pemahaman kuat mengenai isi puisi yang dibawakan disertai dengan gerak kreatif & mimik dimana menggambarkan makna puisi tersebut.

Itulah mengapa dalam membaca puisi terdapat teknik teknik membaca puisi dan juga teknik pemahaman serta penjiwaan puisi. Apabila puisi tidak dibawakan mengikuti teknik tersebut sudah pasti akan terdengar "datar" layaknya membaca lisan biasa & tidak memiliki "soul" atau penjiwaan terhadap puisi tadi.
Itulah mengapa dalam membaca puisi terdapat teknik teknik membaca puisi dan juga teknik pemahaman serta penjiwaan puisi. Apabila puisi tidak dibawakan mengikuti teknik tersebut sudah pasti akan terdengar "datar" layaknya membaca lisan biasa & tidak memiliki "soul" atau penjiwaan terhadap puisi tadi.

Teknik Pemahaman & Penjiwaan Makna Puisi

Ada beberapa langkah untuk teknik memahami serta lebih mudah menjiwai makna puisi yang akan disajikan, diantaranya yaitu:
  1. Perhatikanlah judul puisi, pahami mendalam apa maksud & makna judul puisi tersebut.
  2. Perhatikan juga kata-kata apa saja yang dominan dalam puisi.
  3. Pahami makna-makna konotatif dalam puisi itu.
  4. Tangkaplah ide pokok penyair puisi dengan memparafrasakannya.
  5. Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frasa demi frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).

Setelah memahami makna serta menjiwai maksud puisi tersebut, barulah teman-teman membacakan puisi itu dengan memperhatikan kualitas suara (teknik vokalisasi) dan teknik gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara mengucapkan kata-kata dalam puisi itu, dimana masuk dalam teknik membaca puisi diantaranya yaitu ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi.

Teknik Membaca Puisi 

 Adapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi membaca atas penghayatan dari puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak mimik harus sesuai dengan makna puisi dimana telah teman-teman plengdut dalami sebelumnya.

  • Ekspresi



Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan maksud, gagasan, atau perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai pandangan air muka (mimik wajah) di mana memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan puisi, kamu harus dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias, harapan, dan semangat.

  • Lafal


Lafal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata-kata. Dalam membacakan puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan jelas. Jangan sampai tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.

Misalnya, kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak sampai terdengar tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-pasangan kata itu memiliki makna yang berbeda.

  • Tekanan


Tekanan berarti kuat lemahnya teknik cara pengucapan kata atau kalimat. Tekanan berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya.

Perhatikan cuplikan puisi berikut!

Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Kata-kata bercetak tebal merupakan kata di mana perlu mendapat penekanan kuat saat membaca. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih memperoleh penegasan daripada kata lainnya.

  • Intonasi 


Intonasi adalah naik turunnya nada kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan  peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam intonasi, yakni intonasi berita, intonasi tanya, intonasi perintah, & intonasi seru.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasi yang benar.
  1. Budi membaca puisi.
  2. Budi membaca puisi?
  3. Budi membaca puisi!

Ketiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi berbeda, bukan? Perbedaan itu disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki pengaruh berbeda pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam penggunaannya. Pendengar pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan jelas.