Kerajaan To-lo-mo atau Tarumanegara

Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan di abad ke 4 -7 M dimana kekuasaannya mencakup wilayah daerah barat dari pulau jawa. dari peninggalan-peninggalan artefak di sekitar tarumanegara ini, diketahui bahwa tarumanegara merupakan salah satu kerjaaan Hindu beraliran wisnu.

Tarumanegara sendiri berasal dari dua suku kata yaitu  taruma & negara. Negara disini bisa diartikan sebuah kerajaan atau negara, sedangkan kata taruma menurut sejarah berasal dari kata tarum dimana merupakan nama sebuah sungai dimana membelah daerah Jawa Barat yaitu pada Citarum.

Di daerah citarum inilah pernah ditemuka lahan percandian yang cukup luas yaitu Percandian Batujaya serta Percandian Cibuya dimana merupakan peninggalan peradaban dari tarumanegara.

a. Kehidupan Politik Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di Bogor, Jawa Barat, merupakan kerajaan tertua kedua di Indonesia. Sumber-sumber sejarah Kerajaan dari Tarumanegara dapat dibagi menjadi dua, yakni:

1) Berita Cina zaman Dinasti Tang
Berita Cina menyebutkan adanya kerajaan To-lo-mo (Tarumanegara) mengirimkan utusan ke Cina beberapa kali, antara lain tahun 528, 538, 665, dan 666 M.

2) Prasasti-Prasasti yang ada di Jawa Barat;
a) Prasasti Ciaruteun (Bogor).
b) Prasasti Kebon Kopi (Bogor).
c) Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Koleangkak (Bogor).
d) Prasasti Pasir Awi atau Pasir Muar (Bogor).
e) Prasasti Tugu (Cilincing, Tanjung Priok , Jakarta).
f) Prasasti Lebak (Banten Selatan).

Ketujuh prasasti tersebut berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.
Prasasti tugu di museum nasional
Prasasti tugu di museum nasional

Peta lokasi prasasti Punawarman
Peta lokasi prasasti Punawarman


Isi Prasasti Ciaruteun selain berisi empat baris kalimat, pada prasasti ini juga dipahatkan lukisan seperti lukisan lebah-lebah dan sepasang telapak kaki. Empat baris kalimat itu berbunyi :"ini kedua telapak kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki yang Mulia Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang sangat gagah berani".

Baca juga: Berita munculnya Kerajaan Sunda dapat diketahui dari Prasasti Canggal yang ditemukan di Gunung Wukir, Jawa Tengah berangka tahun 732 M
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun

Isi prasasti Kebon Kopi : yakni adanya dua kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawati (gajah kendaran Dewa Wisnu). Sedangkan Prasasti Jambu berisi tentang kegagahan raja Purnawarman. Bunyi prasasti itu antara lain :"gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri Purnawarman, yang memerintah di taruma dan yang baju zirahnya tak dapat ditembus oleh musuh ..."

Prasasti kebon kopi
Prasasti kebon kopi

Prasasti yang diketemukan semuanya tidak berangka tahun, namun dari huruf yang dipakai dapat diperkirakan bahwa Kerajaan dari Tarumanegara yang berkuasa di Jawa Barat sekitar abad ke-5 M dengan rajanya Purnawarman.

b. Kehidupan Sosial-Ekonomi Tarumanegara
Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai penggalian Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor lembu kepada para brahmana. Pembangunan/penggalian itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat, karena dapat digunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir. Selain penggalian saluran Gomati dalam prasasti Tugu juga disebutkan penggalian saluran Candrabhaga. Dengan demikian rakyat akan hidup makmur, aman, dan sejahtera.

c. Kehidupan Kebudayaan Tarumanegara
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf pada prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti keberadaan Kerajaan dari Tarumanegara, maka dapat diketahui bahwa kehidupan kebudayaan masyarakat pada masa tarumanegara ini sudah tinggi.

Artikel lainnya:  Timbulnya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll.

Komentar