Peran Perbenihan Tanaman

Benih merupakan produk akhir dari suatu program pemuliaan tanaman, yang pada umumnya memiliki karakteristik keunggulan tertentu, mempunyai peranan yang vital sebagai penentu batas-atas produktivitas dan dalam menjamin keberhasilan budidaya tanaman. Upaya perbaikan genetik tanaman di Indonesia masih terbatas melalui metode pemuliaan tanaman konvensional, seperti persilangan, seleksi dan mutasi. Di Indonesia penerapan teknologi pemuliaan modern belum diterapkan secara optimal sedangkan di negara-negara maju, teknologi tersebut sangat pesat perkembangannya.

Di Indonesia tujuan pemuliaan masih berkisar pada upaya peningkatan produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit utama dan toleransi terhadap cekaman lingkungan (Al, Fe, kadar garam, dan lain lain).

Benih tanaman sangat berperan dalam pengembangan bidang pertanian. Benih adalah faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman. Benih dengan kualitas baik dan seragam akan menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Benih kelapa sawit dura, Pisifera dan Tenera merupakan tiga varietas yang banyak diminta oleh konsumen karena mempunyai potensi produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya, sehingga penanaman varietas tersebut di atas akan berperan sangat dominan dalam menentukan pendapatan petani kepala sawit. Ketidak-murnian benih yang ditanam akan mengakibatkan penurunan produksi dan mengakibatkan penurunan pendapatan atau bahkan rugi. Dengan beberapa informasi di atas dapat disimpulkan bahwa banih sangat berperan penting dalam menentukan produksi tanaman dan pendapatan petani.

Pada tingkat petani, penggunaan varietas unggul dan benih bermutu atau benih bina adalah salah satu faktor keberhasilan usaha dan pembangunan perkebunan. Penggunaan benih bina oleh petani masih bervariasi antar komoditi seperti kelapa sawit (85 %), kakao (26 %), kapas (18 %) dan tembakau (21%).

Kebijakan pemerintah dalam mendukung program perbenihan melalui menyediakan benih unggul dan bermutu melalui prinsip 6(enam) tepat (waktu, jumlah, lokasi, jenis, mutu dan harga). Strategi pengembangan pola kemitraan usaha dengan swasta/penangkar benih/asosiasi petani di wilayah pengembangan ini dapat menjadi salah satu acuan bagi pemerintah untuk mendorong industri perbenihan yang menyediakan benih yang terjamin mutunya. Wujud dari pola kemitraan usaha tersebut salah satunya adalah melalui pengembangan industri perbenihan dan Model Waralaba; (Franchising). Dengan usaha tersebut diatas diharapkan akan tercipta usaha perbenihan yang profesional.

Perbenihan tanaman sangat berperan dalam penyediaan pangan (ketahanan pangan), sandang, papan,
lapangan kerja dan ekonomi. Berikut ini akan diinformasikan beberapa peran perenihan tanaman secara spesifik untuk masing-masing sektor.

Tahun 1987, indonesia berhasil melakukan swasembada pangan. Salah satu hal yang menunjang keberhasilan tersebut adalah ditemukannya VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng). Indonesia yang pada tahun 1945 sampai dengan 1986 merupakan importir beras karena produktifitas benih padi hanya 4 ton per hektar dan sering terserang oleh hama wereng, amka kebutuhan pangan tidak dapat dipenuhi dan mengakibatkan harus selalu import beras. Setelah ditemukan padi VUTW, produktivitas
beras per hektar meningkat dari 4 ton/hekter menjadi 6-8 ton/hektar. Dengan adanya peningkatan produksi beras tersebut maka indonesia berhasil memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Perbenihan tanaman merupakan bidang yang memerlukan banyak tenaga kerja. Dengan demikian sektor perbenihan merupakan bagian dari penyediaan tenaga kerja di bidang pertanian. Benih tanaman sebagai langkah awal dari kegiatan pertanian, telah berperan dalam bidang ekonomi dengan adanya peningkatan penambahan devisa dari ekspor benih dan peningkatan pendapatan petani yang beralih dari petani budidaya menjadi penangkar benih. Benih tanaman penghasil kayu dan kertas sangat dipengaruhi oleh varietas benih yang ditanam. Penemuan varietas jati unggul seperti mas dapat memperpendek masa budidaya tanaman jati. Varietas jati lokal dapat dipanen pada umur 20-30 tahun sedangkan jati mas dapat dipanen dalam jangka waktu 12-20 tahun. Masa budidaya yang singkat sangat menguntungkan ketersiediaan bahan baku papan.

Komentar