Cara Menentukan Akor pada Lagu

Pertama yang harus kita lakukan adalah melihat dulu nada dasar dari lagu yang akan dicari akornya, dengan melihat akhir lagu dan sesuaikan dengan tanda mulanya.

Misalnya ada sebuah lagu ditulis do = C maka berarti lagu tersebut akan menggunakan Akor-akor yang terdapat dalam tangganada C Mayor : C – D – E – F – G – A – B – C.

C Dm Em F G Am ( Bo )

atau jika ditulis dalam bentuk tingkatan nada adalah :

I II III IV V VI ( VIIo)

ini adalah sudah seperti rumusan yang berarti berlaku untuk setiap nada dasar.

o = adalah diminished
Tingkat I, IV, dan V adalah akor mayor
Tingkat ke II, III, dan VI adalah akor minor
Tingkat VII membentuk akor diminished dan seterusnya sesuai dengan urutan nadanya.

Contoh : Jika terdapat sebuah lagu dengan nada dasar do=G, maka akor-akor yang dapat digunakan pada lagu tersebut adalah :

  • Tingkat I nya adalah G berarti akor G
  • Tingkat II nya adalah A berarti akor Am
  • Tingkat III nya adalah B berarti akor Bm
  • Tingkat IV nya adalah C berarti akor C …. dan seterusnya.

Jika kita lihat akor-akor utama / mayor yang terbentuk di dalam satu tangga nada tersebut adalah di tingkat I. IV dan V yang berarti kalau do = C maka akor-akor utamanya adalah akor C, F dan G. Jika do = G berarti akor-akor utamanya adalah (tingkat I, IV dan V) akor G, C dan D dan seterusnya berlaku sama untuk setiap tangganada. Sekarang akor-akor itulah yang akan digunakan untuk sebuah lagu.

1. Pertama-tama kita dapat dengan mudah menentukan akor awal / akor pertama dari sebuah lagu. Yakni dengan melihat akor pertama dan terakhir dari lagu tersebut. Akor awal adalah akor pertama dari lagu yaitu ketukan ke Satu dari lagu atau garis bar pertama dan akor terakhir adalah ketukan ke Satu dari bar / kotak terakhir pada lagu dan artinya akord itu merupakan nada dasar dari lagu tersebut. Hal ini dapat kita amati pada bar awal dan akhir dari contoh lagu berikut ini:


2. Pada melodi yang belum ada akornya akan kita gunakan akor-akor yang ada di tangganada dasar dari lagu tersebut, prioritas adalah menggunakan akor-akor tingkat I, IV dan V. Apabila menurut kita akorakor tersebut tidak sesuai dengan melodinya maka kita harus menggunakan akor minor yang terdapat di tangganada dasar lagu yang bersangkutan, yaitu tingkat II, III, dan VI. Cara meletakan akornya adalah bisa kemungkinannya :
- satu akor di tiap bar
- dua akor di dalam satu bar
- bisa juga satu akor lebih dari satu bar (misalnya satu akor memakai dua bar / lebih).

Salah satu cara menentukan akor apa yang dipakai adalah dengan melihat nada yang tepat jatuh pada ketukan yang disebut ketukan “strong beat” yaitu nada yang jatuh pada ketukan ke satu dan ke tiga dalam satu bar, juga dengan cara melihat/menganalisa nada-nada di tiap ketuk yang terdapat didalam bar/kotak yang akan kita cari akornya lebih dominan membentuk ke akor apa saja.

Komentar