Tokoh Alusan kebanyakan didominasi oleh golongan kanan, seperti Janaka, Puntadewa, Abimanyu, Nakula, Sadewa dan sebagainya. Ada 2 macam alusan, yaitu alusan putran luruh yang digambarkan pada tokoh Yudhistira, Janaka, Abimanyu, Irawan dan sebagainya yang berwatak waspada dan bijaksana.
Alusan putran lanyap berupa bentuk muka yang tengadah. Putran lanyap ini merupakan tokoh alusan yang laki-laki mempunyai watak sombong (kemaki, mbagusi), misalnya Suryaputra, Samba, Wisanggeni, Hariya Suman (Sengkuni muda), Kresna/Narayana dan sebagainya. Sikapnya yang kemaki itu kadang-kadang membawa kebijaksanaan.
Alusan putran lanyap berupa bentuk muka yang tengadah. Putran lanyap ini merupakan tokoh alusan yang laki-laki mempunyai watak sombong (kemaki, mbagusi), misalnya Suryaputra, Samba, Wisanggeni, Hariya Suman (Sengkuni muda), Kresna/Narayana dan sebagainya. Sikapnya yang kemaki itu kadang-kadang membawa kebijaksanaan.

Alusan putren lanyap yang berada pada putri biasanya dinyatakan dalam sikap, gerak, tingkah laku dan ucap (omong). Geraknya cekatan, trampil, cepat dan trengginas dalam berpikirpun cepat. Banyak wanita berpikir secara cepat bicara pun cepat dan penuh kehati-hatian. Ucapan bagi tokoh-tokoh yang putren lanyap ini ada beberapa kata yang diulang sampai dua tiga kali. Misalnya “wonten dhawuh-wonten dhawuh”. Mereka yang putren lanyap ini di antaranya adalah Dewi Wara Srikandhi, Banuwati, Mustakaweni, Rarasati.
Komentar
Posting Komentar
Dengan menggunakan kolom komentar atau kotak diskusi berikut maka Anda wajib mentaati semua Peraturan/Rules yang berlaku di situs plengdut.blogspot.com ini. Berkomentarlah secara bijak.