Sumber Sastra Lain Pewayangan

Sumber Sastra Lain Pewayangan
Masih banyak sumber sastra lain, artinya dari yang bukan sumber sastra yang kuno (kawi) atau sumber sastra yang tua, yaitu sumber sastra bawaan orang-orang Hindu yang sampai mendarah daging di hati orang Jawa. Sumber sastra tua Ramayana dan Mahabharata benar-benar tertanam sampai di lubuk hati yang paling dalam bagi orang Jawa. Di Jawa kalau ada pertunjukan wayang kulit purwa dengan mengambil sumber sastra selain Ramayana dan Mahabharata maka kebanyakan penonton masih belum bisa menerima.

Namun demikian perlu dimaklumi, bahwa setelah runtuhnya Majapahit, seni budaya Islam menambah kekayaan seni budaya bagi bangsa Indonesia. Dengan cepatnya terjalin antara kedua seni budaya itu sehingga pertunjukan wayangpun bisa tersaji dengan lakon-lakon keIslaman, khususnya seni wayang Jawatimuran. Contoh lakon Islam itu misalnya lakon Marmaya mencari jimat Kalimasada (Marmaya golek jamus Kalimasada).

Kisah Marmaya golek jamus Kalimasada diawali dari Negara Puserbumi. Negara Puserbumi diperintah raja Amir Ambyah. Keadaan negara tersebut sedang bersidang, yang dihadiri oleh beberapa tokoh penting di antaranya patih Hariya Maktal, senapati Lamdzahur, Samtanus dan Tamtanus. Dalam persidangan membicarakan kondisi negara yang sedang diserang penyakit berkepanjangan (pageblug). Pageblug bisa cepat hilang dengan sarana Jimat Kalimasada milik raja Amarta. Umarmaya dan Umardi disuruh mencari dan
meminjam ke negeri Amarta, padahal mereka berdua belum pernah ke Amarta. Perjalanan Umarmaya dan Umardi di tengah perjalanan bertemu dengan penjahat jalanan. Barang bawaannya ingin diminta paksa. Penjahat dipersilahkan ambil sendiri. Seketika itu si penjahat mengambil sebanyak-banyaknya tetapi tangannya tak bisa diangkat, rasanya berat bagaikan mengangkat berton-ton. Setelah merasa kalah akhirnya penjahat jalanan itu tobat dan masuk Islam dan mau menunjukkan arah ke Amarta. Sampai di Amarta Umarmaya dan Umardi dipersilakan menaklukkan para raksasa yang ingin merebut Jamus Kalimasada dan Payung Amarta. Para raksasa takluk oleh Umarmaya, dan masuk Islam mengikuti jejak Marmaya. Pada saat Jimat Kalimasada akan diberikan, tiba-tiba dari Puserbumi datang utusan yang mengabarkan bahwa pageblug sudah lenyap karena angin Kalimasada sudah sampai di negara Puserbumi. Demikianlah salah satu kisah cerita Islam dengan judul Marmaya mencari jimat Kalimasada.

Sumber sastra tua adalah kitab-kitab yang berasal dari tanah Parsi namun sudah menjadi kitab Jawa. Mula-mula cerita itu berjudul Hikayat Amir Hamzah. Di Jawa menjadi cerita Amir Ambyah. Cerita ini induknya adalah Kitab Menak, Kitab Manikmaya, dan Kitab Sudamala.

Komentar