Budaya Wayang Pesisir Lasem

Selama ini kalau kita bicara wayang maka dibenak pikiran kita adalah Wayang kulit berasal dari budaya jawa yang agung di pengaruhi nilai-nilai aristrokrat kraton sarat dengan kebak ing semu yaitu segala aspek yang ada seolah dibuat tersirat dan semu dimana didalamnya mengandung maksud yang dalam.

Berbeda dengan budaya Wayang kulit yang berasal dari daerah pesisir Jawa, seperti wayang kulit pesisir Lasem menonjolkan warna cerah wayang dan apa adanya. Warna wayang yang berani dengan dialeg yang apa adanya atau teges lan cetha.

Kalau wayang kulit khas Surakarta atau Jogja dimana merepresentasikan budaya kraton, wayang pesisir lebih merepresentasikan budaya kelas menengah-bawah, kadang cenderung apa adanya seperti yang terjadi pada budaya kehidupan sehari-hari.

Wayang pesisir lasem berasal dari kehidupan lasem juga di pengaruhi proses akulturasi budaya yang terjadi di Lasem. Sebagai kota lama dan menjadi kota pelabuhan era Majapahit, Lasem sangat kaya akan budaya. Masuknya pedagang dari Yunan dan menetap di Lasem memberikan pengaruh tidak hanya pada aritektural lasem dimana dikenal sebagai little tiongkok tapi juga yang terjadi pada kebudayaan terutama wayang pesisiran.

Apabila wayang pada umumnya di iringi gamelan dengan nada-nada jawa, wayang pesisiran dipengaruhi budaya campa. Kolaborasi gamelan jawa dengan campa memberikan sentuhan tersendiri bagi wayang pesisir lasem.

Wayang khas pesisir sangat berjaya pada era 1990-an dan meredup di era milenium. Upaya pun dilakukan para pegiat sejarah untuk menghidupkan wayang pesisiran yang sarat akan nilai budaya, sejarah dan trademark bagi rembang dengan melakukan pementasan. Apresiasi pun datang dari masyarakat luas dengan ditandainya membludaknya penonton.

Pada konferensi pers Kantor Pemkab Rembang para penggiat sejarah tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah Lasem, menyerahkan wayang gagrak pesisiran kepada Bupati dan Wakil Bupati.
Pada konferensi pers Kantor Pemkab Rembang para penggiat sejarah tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah Lasem, menyerahkan wayang gagrak pesisiran kepada Bupati dan Wakil Bupati.

Di hidupkanya wayang tersebut tidak hanya menghidupkan kembali budaya warisan leluhur akan tetapi juga sebagai salah satu menghidupkan roda ekonomi kreatif dimana mampu mengemas budaya dapat dinikmati oleh masyarakat luas serta dapat secara keberlanjutan untuk tampil dihadapan masyarakat.

Komentar