Penggunaan Lahan dan Kaitannya dengan Kondisi Fisik Muka Bumi

1. Penggunaan Lahan dan Iklim

Ketinggian tempat mempunyai pengaruh terhadap perubahan suhu. Beberapa jenis tanaman mempunyai kondisi suhu tertentu untuk dapat hidup dan berkembang secara optimal. Junghuhn, seorang ahli berkebangsaan Jerman pernah melakukan penelitian di Indonesia dan menemukan adanya perbedaan suhu dan jenis tanaman setiap perbedaan ketinggian tempatnya. Oleh karena itu, Junghuhn membagi iklim di daerah tropis berdasarkan ketinggian tempatnya menjadi empat daerah, yaitu:

a. Daerah iklim panas (22°C), berada pada ketinggian antara 0 - 700 m. Tanaman yang dapat tumbuh baik pada kondisi ini adalah kelapa, padi, jagung, tebu, tembakau, dan karet.

Jagung pertumbuhannya dipengaruhi oleh ketinggian tempat, yaitu pada 0-700 m.
Jagung pertumbuhannya dipengaruhi oleh ketinggian
tempat, yaitu pada 0-700 m.


b. Daerah iklim sedang (22°C - 17,1°C), berada pada ketinggian 700 - 1500m, baik digunakan untuk tanaman padi, tembakau, tebu, sayuran, dan kopi.

c. Daerah iklim sejuk (17,1°C - 11,1°C), terletak pada ketinggian 1500 m, cocok untuk tanaman kopi, kina, teh, dan sayuran.

d. Daerah iklim dingin (11,1°C - 6,2°C), terletak pada ketinggian lebih dari 2500 m. Ditumbuhi lumut, tidak ada tanaman budidaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah suhunya, semakin berkurang pula jenis tanamannya.

2. Penggunaan Lahan dan Letak Wilayah

Letak geologis menyebabkan Indonesia memiliki tanah subur. Letak astronomis menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan penyinaran matahari sepanjang tahun. Demikian juga, letak geografis menyebabkan negara Indonesia dipengaruhi oleh angin muson yang membawa pengaruh terhadap perubahan musimnya. Tanah subur dengan iklim yang mendukung serta perubahan musim yang jelas merupakan kondisi yang sangat potensial untuk pengembangan kegiatan pertanian.

3. Penggunaan Lahan dan Topografi Wilayah

Daerah yang memiliki bentuk muka bumi berupa dataran, dapat memberikan beberapa manfaat tersendiri bagi daerah yang bersangkutan, seperti adanya kemudahan dalam hal pengembangan wilayah dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi, khususnya transportasi darat. Selain itu, lahan di dataran rendah biasanya banyak digunakan untuk sawah, pemukiman, kegiatan industri, kantor, serta fasilitas sosial lainnya.

Selain itu, keindahan alam di daerah pantai mendorong penduduknya untuk memanfaatkan wilayah pantai untuk usaha perikanan air laut (nelayan), perikanan tambak, usaha tambak garam, perkebunan kelapa, usaha pemanfaatan hutan bakau, serta bagi wilayah-wilayah pantai yang memiliki panorama indah banyak dikembangkan menjadi objek wisata.

Sebaliknya, daerah yang memiliki bentuk muka bumi yang terjal, berbukit-bukit dan bergunung-gunung, banyak memiliki kendala dalam pengembangan wilayahnya, khususnya dalam pengembangan sarana dan prasarana transportasinya. Namun karena daerah tersebut biasanya memiliki suhu udara yang sejuk dan segar, maka banyak yang dikembangkan menjadi daerah wisata, areal perkebunan atau agrowisata.