Membacakan Berita

Kamu tentu pernah melihat atau memperhatikan seseorang membacakan berita di televisi atau radio. Bagaimana penampilan mereka? Bagaimana suara dan sikap mereka? Tentu diperlukan keahlian khusus untuk tampil seperti mereka. Membacakan berita untuk orang lain memang memerlukan keahlian khusus. Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Hal-hal tersebut antara lain penampilan, pembawaan, intonasi, lafal, ucapan, dan sikap yang benar.

1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Agar penampilanmu saat membaca berita bagus, perhatikanlah hal-hal berikut ini.

a. Intonasi

Intonasi disebut juga lagu kalimat. Membaca suatu teks apalagi teks berita, memerlukan ketepatan dan kecermatan pada setiap kata dan kalimatnya. Kamu harus bisa mengatur volume suara, memilih kata/kalimat mana yang disuarakan dengan penekanan, keras, lemah, atau lembut.

b. Irama

Irama adalah ritme atau gerakan tempo suara saat membacakan berita. Perhatikanlah pembacaan kata/kalimat yang perlu diucapkan dengan irama naik, turun, atau datar sesuai pemenggalan suku kata, kata, atau kalimat. Unsur penjedaan juga perlu kamu perhatikan. Penjedaan, yaitu ketepatan dalam menghela atau menarik nafas sehingga tidak memotong ucapan.

c. Artikulasi

Artikulasi yaitu proses pembentukan bunyi (pengucapan kata). Kamu harus mengucapkan suatu kata secara benar. Misalnya pengucapan /bebek/, /esok/,/emas/ sangat berbeda.

d. Lafal

Ucapkanlah lafal kata yang benar, perhatikan unsur vokal yaitu [a, i, u, e, o, I, ny, ng], dan sebagainya. Seorang pembaca berita sebisa mungkin menghindari unsur dialek. Dialek adalah ciri khas ujaran yang dimiliki seseorang dalam suatu daerah dan umum dipakai di daerah tertentu.

e. Volume suara

Volume adalah tingkat kekuatan dan kenyaringan suara saat mengucapkan kata. Volume suara juga perlu kamu perhatikan. Keras-lemahnya suara serta kenyaringan suara diukur oleh pembaca berita. 

Pembacaan berita kamu tentu akan lebih baik jika kamu memerhatikan unsur-unsur di atas.

2. Berlatih Membacakan Teks Berita

Kamu telah memahami teknik membacakan sebuah berita. Pembaca berita yang baik apabila berita yang dibacakan berhasil ditangkap dan dipahami pendengar. Dengan memerhatikan intonasi, artikulasi, volume, dan didukung dengan sikap yang tepat tentu kamu akan berhasil.

Latihan:
1. Coba bacakan naskah berita di bawah ini.
2. Posisikan seolah kamu adalah pembaca berita di salah satu televisi.
3. Perhatikan penampilan, suara, intonasi, artikulasi, lafal, gerakan, dan sebagainya.
4. Teman yang lain memberi penilaian.


Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Kian Menyusut

Awal bulan Februari lalu menjadi hari kelabu warga Jakarta dan sekitarnya. Sebagian wilayah ini tergenang hingga satu meter lebih. Imbasnya tak hanya bagi warga, namun sebagian warga lainnya semisal Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang baik langsung maupun tidak.

Mereka tidak bisa masuk Jakarta dan sebaliknya, tidak bisa kembali ke rumahnya karena beberapa ruas jalan putus tergenang air, dan sulit dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tak hanya itu, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng, Tangerang, lumpuh hingga lima jam. Ribuan calon penumpang maupun penumpang yang baru tiba di Jakarta, tertahan di bandara. Arus lalu lintas di ruas Jalan Tol Sedyatmo yang tiap harinya dilewati 200 ribu kendaraan dibuat mati total.

Sejumlah pasar tradisional tutup, ratusan sekolah diliburkan. Demikian juga pusat perkantoran serta aktivitas bisnis maupun perekonomian ikut ‘tenggelam’ sejenak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan pun ikut terjebak dalam genangan air saat kendaraan dinasnya tertahan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Banjir Jakarta.

Dunia internasional terhentak melihat fenomena alam yang menggiriskan hati itu. Kerja keras pemerintah dalam menggelar even Visit Indonesia Year 2008 seakan tertampar, jika calon wisatawan asing membatalkan kunjungannya ke Indonesia ketika mengetahui gerbang utama ke Indonesia terseok-seok lantaran banjir.

Gubernur DKI, Fauzi Bowo melaporkan, kerugian akibat banjir itu mencapai Rp 10 miliar. Kerugian tersebut belum termasuk kerugian yang diderita PT KA Daops I Jabodetabek, PT Jasa Marga (Persero) maupun perusahaan, serta pusat perkantoran yang terganggu akibat banjir.

Banjir di Jakarta pekan kemarin membuktikan, jika banjir tersebut nyata akibat kerusakan drainase serta berkurangnya area resapan air akibat ‘terdegradasi’ gedung-gedung pencakar langit maupun pusat perbelanjaan. ‘’Ini memang banjir akibat drainase di sekitar bandara serta di sejumlah wilayah rusak, dan bukan akibat banjir kiriman,’’ papar gubernur, dalam rapat koordinasi penanganan banjir.

Sumber: www. indosiar.com
Lembar Penilaian
 Jika nilai kamu cukup, kurang, atau bahkan gagal, jangan ragu belajar lagi.