Mengaplikasi Prinsip-Prinsip Resensi Novel

Pada postingan yang lalu kamu telah belajar mengenai penulisan resensi. Apakah kamu masih ingat? Apa yang dimaksud dengan resensi? Apa saja yang ditulis?

Untuk mengingatkanmu, mari kita ikuti pelajaran berikut!

1. Pengertian Resensi

Resensi adalah ulasan yang berisi pertimbangan, penilaian, atau penjelasan tentang kualitas suatu buku atau karya. Resensi buku ada yang berupa resensi buku fiksi dan buku nonfiksi. Kali ini kamu diminta untuk meresensi jenis fiksi bentuk novel.

Meresensi novel artinya kegiatan menilai kualitas suatu karya sastra jenis novel ditinjau dari kelebihan atau kekurangan yang ada pada novel. Bagaimana langkah-langkah meresensi sebuah novel? Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan meresensi buku umum, yang membedakan adalah tinjauannya, yaitu dari segi sastra.

2. Langkah-Langkah Meresensi Novel

Langkah-langkah meresensi novel antara lain sebagai berikut.

a. Baca dengan penuh pemahaman novel yang akan kamu resensi.
b. Carilah informasi tentang pengarangnya, latar belakang, prestasi, atau pendidikannya.
c. Analisislah unsur-unsur yang akan dibuat resensi dalam novel tersebut, terdiri atas berikut ini.
  1. Identitas buku, meliputi: judul novel, pengarang, editor, penerbit, tahun terbit, kota penerbit, jumlah halaman, dan harga buku.
  2. Ulasan, berisi uraian kelebihan dan kekurangan novel tersebut secara objektif.
  3. Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dapat kamu ungkapkan pada bagian ini. Sinopsis cerita diuraikan pokok-pokoknya.
  4. Analisis pula aspek bahasa dan penyajian novel tersebut.

d. Analisislah konsumen atau pembaca yang layak untuk membaca novel tersebut.
e. Buatlah kesimpulan mengenai isi novel tersebut.

Sekarang, coba kamu perhatikan contoh resensi novel berikut ini!

Teguh Esha dan Ali Topan adalah dua sosok yang tak terpisah-kan. Cerita “Ali Topan Anak Jalanan” yang melegenda pada tahun 1972 ditulis oleh Teguh Esha pertama kali dalam bentuk cerita bersambung pada majalah STOP, dan pada tahun 1977 novel ini dibukukan. Cerita Ali Topan difilmkan dua kali 1972 dan 1978, dan diproduksi dalam bentuk Sinetron Serial yang ditayangkan SCTV pada tahun 1995. Ali Topan adalah seorang anak jalanan yang cerdas, punya prinsip, berani dan punya solidaritas tinggi pada sesama. Informasi tentang pengarang dan novel yang ia tulis
Dalam buku ini, Ali Topan dipertemukan dengan Alexandra Asmasoebrata. Kita semua sudah tahu Alexandra adalah satusatunya pembalap perempuan di Indonesia dan juga di dunia yang masuk dalam Formula Campus. Buku ini juga bercerita tentang perjuangan Alexandra yang spektakuler hingga sering mengantarkan Indonesia ke tingkat global dan mengibarkan “Sang Merah Putih” di berbagai arena balap mancanegara. Dari persahabatannya dengan Ali Topan, Alexandra mendapatkan kehidupan yang segar dan membahagiakan.

Jenar Maulani, yang bersama Teguh Esha menulis novel ini, bukan penulis, bukan sastrawan, dan juga bukan seniman. Ia belum pernah menulis sebelumnya. Ia menulis novel ini karena butuh uang untuk membebaskan kekasihnya. Maulana Syafiie, yang disandera dan memerlukan tebusan sejumah 2 juta Dolar AS. Kata-kata Maulana selalu terngiang di telinganya: “Jenar, maut bukan merupakan kehilangan terbesar dalam kehidupan ini. Kehilangan terbesar adalah apa yang mati dalam sanubari sementara kita masih hidup. Aku tetap hidup di dalammu sebagaimana engkau hidup di dalamku.”

Jenar terus berjuang. Dia memberanikan diri belajar kepada Teguh Esha, penulis novel pop, yang jaman dulu pernah ngetop. Teguh Esha langsung bersimpati kepada kisah Jenar Maulani dan Maulana Syafiie. Maka mereka berdua mulai menulis dan terbitlah novel ini.

Ulasan dan sinopsis novel
Novel ini layak dibaca oleh pelajar, mahasiswa, dan umum pencinta Sastra Indonesia. Cerita yang dikemas menarik membuat novel ini laris manis diburu. Penutup
Wartawan Republika Resensator