Mengekspresikan Dialog Drama

Pernahkah kamu membaca dialog-dialog dalam naskah drama? Membaca naskah drama untuk dipentaskan memerlukan beberapa teknik dan keterampilan. Di samping memahami isi, kamu juga harus memahami karakter tokoh dan segala sesuatunya untuk kemudian dipentaskan.

1. Teknik dalam Mengekspresikan Dialog Drama

Mengekspresikan Dialog Drama
Keberhasilan bermain drama diawali dengan keberhasilan membaca naskah drama. Tahukah kamu bahwa struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian, yaitu prolog, epilog, dan dialog.

a. Prolog

Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Dalam prolog biasanya dimulai oleh ucapan pemain, gambaran setting, dan sebagainya.

b. Epilog

Epilog merupakan bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh seorang aktor pada akhir cerita. Epilog merupakan peristiwa terakhir yang menyelesaikan peristiwa induk.

c. Dialog

Dialog merupakan media kisahan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia menyelesaikannya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu kamu perhatikan dalam mengekspresikan dialog drama.
  • Membaca kata-kata dengan jelas agar terdengar ke seluruh penonton.
  • Pada saat membaca, kamu harus memerhatikan ketepatan intonasi setepat mungkin. Misalnya: irama, diksi, tempo, dinamik, gesture, dan ketepatan perasaan dengan isi.
  • Sikap dan penjiwaan isi sesuai dengan karakter, wajar, dan tidak dibuat-buat.
  • Berlatih improvisasi dan dramatisasi dalam bentuk mengucapkan kalimatkalimat dialog sesuai dengan watak yang kita lakonkan.
  • Berlatih secara berkelompok sesuai dengan tokoh yang akan diperankan.

2. Teknik Bermain Drama

Kamu perlu memahami teknik berikut ini agar pertunjukan pementasan dramamu sukses.
a. Teknik muncul, artinya pemain muncul pertama kali pada suatu adegan. Teknik ini penting dalam rangka menciptakan kesan pertama penonton kepada watak yang dilakonkan. Tekniknya dengan memberikan jeda (berhenti sejenak) sebelum masuk ke panggung.
b. Teknik memberi isi, artinya teknik memberi hidup dengan cara menonjolkan emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan. Teknik ini menggunakan pengucapan, gerak anggota badan, dan mimik. Termasuk di dalamnya adalah teknik memberi dinamik, nada, dan tempo.
c. Teknik pengembangan, artinya memelihara tingkat pengembangan bagian cerita menuju puncak secara baik dan tepat. Teknik pengembangan dicapai dengan menaikkan volume suara, menaikkan tinggi suara, menaikkan tempo, mengurangi volume, nada, dan tempo. Sementara dengan teknik pengembangan jasmani melalui meninggikan posisi tubuh, dengan berpaling, berpindah tempat, atau melakukan gerakan dengan wajah.
d. Teknik membina puncak-puncak, artinya menahan perkembangan cerita untuk tidak melebihi bagian puncak cerita. Cara yang dilakukan sebagai berikut.
  1. Dengan menahan emosi.
  2. Dengan menahan reaksi.
  3. Menahan suara, gerak, dan emosi.
  4. Dengan teknik bersama pemain lain menuju puncak adegan.
  5. Dengan penempatan pemain secara bergantian di panggung.
e. Teknik timing, artinya menyelaraskan antara gerak dengan kata atau kalimat yang diucapkan.

3. Teknik Membaca Naskah Drama

Percakapan/dialog yang diucapkan oleh pemain harus memenuhi dua syarat, yaitu sebagai berikut.
a. Dialog harus menunjang gerak laku tokohnya. Dialog harus menggungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan para tokohnya yang berperan di atas pentas.
b. Dialog yang diungkapkan di atas pentas harus lebih tajam dan tertib daripada ajaran sehari-hari. Para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog harus disampaikan secara wajar dan alamiah.
Pahamilah petunjuk naskah drama berikut ini!