Mengevaluasi Isi Laporan

Kemampuan mengevaluasi isi laporan yang didengarkan merupakan salah satu indikator tercapainya kegiatan mendengarkan yang telah dilakukan. Ada banyak aspek yang bisa dinilai dari sebuah laporan. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar memberikan evaluasi pada isi laporan jurnalistik atau pemberitaan.

Setiap hari kamu selalu disuguhkan berbagai jenis pemberitaan, baik yang ditayangkan di media elektronik maupun yang dimuat di media cetak. Suguhan berita yang disampaikan setiap hari dalam media cetak maupun elektronik tentunya membuat kamu mengetahui dan bisa menyebut informasi tersebut adalah sebuah berita atau bukan. Apakah kamu mengetahui pengertian berita dan bagaimana karakteristik dari sebuah berita?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita diartikan sebagai keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau sedang menjadi bahan perbincangan. Dalam studi jurnalistik, jenis berita dibedakan atas empat jenis pemberitaan.
  1. Berita langsung (straight news), merupakan jenis berita yang memberikan pengaruh langsung pada masyarakat baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Misalnya, pemberitaan tentang kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM atau tarif dasar listrik dalam waktu dekat. Pemberitaan ini tentunya akan memberikan pengaruh pada segala segi kehidupan pada masyarakat, khususnya masyarakat kecil. Berita langsung ini biasanya dimuat di etalase media cetak (bagian depan) atau disiarkan dalam berita utama
  2. Berita ringan (soft news), merupakan jenis berita yang memuat tema-tema ringan menggigit, setidaknya bisa untuk dijadikan cermin hidup. Misalnya, Gara-gara cintanya ditolak, polisi pun berindak. Berita ringan ini umumnya dimuat di halaman tengah atau belakang, dan biasanya dilengkapi ilustrasi-ilustrasi yang menarik.
  3. Berita kisah (feature), merupakan jenis pemberitaan yang melaporakan kejadian atau peristiwa secara rinci dari awal sampai akhir. Berita kisah dibedakan atas pemberitaan tentang profil seseorang, laporan perjalanan wisata, atau penggambaran tentang peristiwa yang pernah terjadi. Biasanya berita kisah ini ditayangkan diakhir pemberitaan.
  4. Berita mendalam (deep news), merupakan pemberitaan yang tidak saja memuat laporan peristiwa yang terjadi, namun disertai analisis dari berbagai segi oleh pakar atau ahli di bidangnya. Pembahasan yang mendalam inilah yang membuat pemberitaan mendalam ini lebih panjang dari jenis pemberitaan yang lainnya. Biasanya pemberitaan mendalam ini dimuat di majalah atau tabloid atau ditayangkan dalam bentuk laporan khusus pemberitaan.
Mengevalusi isi laporan pemberitaan berarti memberikan penilaian dari berbagai segi pemberitaan, baik dari segi substansi, segi kebahasaan yang digunakan, fakta dan opini yang munculkan dan banyak lagi yang lainnya.

Latihan :
1. Dengarkan pembacaan berita oleh temanmu berikut! Perhatikan dan konsentrasikan dirimu saat mendengarkan pembacaan tersebut dan upayakan buku teksmu dalam keadaan tertutup!

Pulau Terluar Kekayaan yang Tak Terjaga

Oleh Ahmad Arif
Perjalanan menitih buih, diayun gelombang yang memabukkan, dikepung pemandangan surgawi hutan hujan tropis dan pantai berpasir putih, hanya untuk menemui kenyataan pahit: betapa rapuhnya negeri bahari ini menjaga laut dan pulau terluar penanda batas kedaulatannya.

Begitu keluar dari muara Sungai Bedadung di Jember selatan, Samudra Hindia seperti hamparan luas terbuka, tak terjaga. Sekitar 12 kilometer di selatan, Nusa Barung terlihat.

Sepintas lautan terlihat sama saja. Namun, di mata para nelayan Puger, setiap lekuk laut itu menyimpan kisah sendiri. Alur-alur tertentu menyimpan ikan lebih banyak. Di lekuk lain, ibarat sumur yang kosong. Riak- riak tertentu menyimpan tajam karang. Melintasi riak itu dapat berakhir pada rusaknya kapal, bahkan karam.

Nelayan-nelayan itu tahu betul dengan arus laut dan arah angin. Angin yang bisa membawa badai, angin kering yang biasa dan hanya mendatangkan gigil dingin, atau angin barat yang deras yang telah membawa nenek moyang ”yang pelaut” menjelajah samudra hingga Madagaskar.

”Semua nelayan di sini tahu tentang laut dan pergerakan ikan. Dari warna laut, dari camar yang bergerombol, atau kadang sekadar dari firasat saja”, kata Sujari (60), warga Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang selama hidupnya menjadi nelayan.

Nelayan-nelayan Puger, sebagaimana nelayan tradisional lain di Indonesia, memang tak diragukan memiliki kemampuan dan keberanian untuk menundukkan samudra ganas dengan perahu-perahu kayu.

Namun, pengetahuan dan keuletan itu kini tak cukup. Perahu-perahu dari seberang lautan datang ke laut mereka. ”Kami sering berpapasan dengan kapal asing beroperasi di perairan sini. Kebanyakan berbendera Korea”, kata Nur Suud (37), Sekretaris Kelompok Nelayan CJDE Puger. Perahu-perahu asing dengan mesin lebih laju dan modern itu dilengkapi global positioning system (GPS) - yang bisa memberi info keberadaan ikan lewat satelit.

Dengan perahu bermesin domfeng dan bahan bakar oplosan antara minyak tanah dan oli bekas, perahu cadik nelayan tradisional harus bersaing dengan kapal-kapal modern berteknologi canggih. ”Setiap ada perahu asing beroperasi di perairan kita, ikan-ikan seperti habis. Mereka memakai trawl”, tuding Suud. 

Kedaulatan yang koyak 

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mengatakan masih banyak lubang di perairan Indonesia yang bisa diterobos oleh pencuri dari negara lain.

”Kita hanya memiliki 140-an kapal perang. Dari jumlah itu secara bergantian yang berpatroli hanya sepertiga (sekitar 46 kapal), sepertiganya siaga, dan sisanya dalam perawatan. Masih dibutuhkan sekurangnya 270 kapal perang berbagai jenis untuk mengamankan wilayah laut”, kata Iskandar.

Kekuatan maritim Indonesia dibandingkan dengan luas wilayah laut yang mencapai 7,9 juta kilometer persegi (termasuk Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia/ZEE) memang harus diakui tak sebanding. Dengan kekuatan 46 kapal yang berpatroli, artinya setiap kapal harus menjaga lautan seluas 171.000 kilometer persegi.

Dalam khazanah pertahanan dan keamanan, masuknya nelayan asing ke wilayah Nusantara berarti penerobosan kedaulatan. Bagi nelayan kecil, itu artinya, hak bertahan hidup yang dirampas.

Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) menunjukkan, kerugian negara dari pencurian ikan di laut Nusantara berkisar 1 juta sampai 1,5 juta ton per tahun, atau senilai Rp 1,9 triliun-Rp 3,8 triliun. Kekayaan laut kita, yang berpotensi menghasilkan devisa 82 miliar dollar AS setiap tahun, justru lebih banyak dinikmati nelayan asing.

Kusnadi dalam bukunya, Akar Kemiskinan Nelayan, 2003, menyebutkan, perairan laut selatan Jember, termasuk ZEE yang luasnya 8.338,5 kilometer persegi, diperkirakan memiliki potensi lestari ikan 41.691.501 ton per tahun. Yang telah dimanfaatkan nelayan lokal baru 8.023,6 ton.

Teknologi perkapalan dan alat tangkap nelayan Indonesia memang masih rendah dan berskala kecil. Data DKP, dari 470.000 unit perahu nelayan di Indonesia, hanya sekitar 5.200 unit (sekitar 1,2 persen) yang memiliki bobot di atas 30 gross ton (GT).

Persaingan memang teramat keras di lautan. Nelayan kecil terpaksa mengais sisa dengan mengandalkan bom dan racun, merusak masa depan mereka. ”Kalau tak menggunakan bom dan racun, sulit menutup biaya melaut. Ikan semakin sulit karena banyak nelayan besar memakai trawl”, kata Sujari.

Kemelut di laut itu diperparah dengan kemelut di darat. Harga bahan bakar minyak (BBM) yang makin tak terjangkau dan para tengkulak yang menjerat nelayan dengan sistem ijon melengkapi derita nelayan.

”Hampir semua nelayan di Puger terjerat utang kepada rentenir. Kami harus menjual ikan kepada rentenir itu dengan harga lebih rendah hingga Rp 2.000 per kg dibandingkan harga pasaran. Banyak nelayan yang bangkrut”, kata Suud. Nelayan di Puger menuju titik mati.

Gagal melindungi

Kemiskinan nelayan menjadi pendorong bagi eksploitasi ilegal terhadap daratan Nusa Barung, seluas 6.100 hektar. Pulau yang sejak tahun 1920 ditetapkan sebagai cagar alam itu ibarat gerbang terbuka yang mudah dieksploitasi siapa saja.

Tanda kedaulatan di pulau ini hanya berupa mercusuar yang baru dibangun pada pertengahan tahun 2007. Empat penjaga seharusnya bertugas di mercusuar yang berada di tengah hutan lebat ini. Namun, terkadang mercusuar ditinggalkan penjaga yang lelah.

Fungsi pokok cagar alam di Nusa Barung ini adalah sebagai perlindungan bagi lutung jawa (Trachypithecus auratus). Namun, hewan yang terancam punah itu makin sulit ditemui di pulau ini akibat perburuan liar.

Pulau ini pernah menjadi surga bagi habitat penyu hijau. Namun, beberapa tahun terakhir, para pencari telur penyu terus merangsek. Surga penyu itu telah menjadi surga bagi pencuri telur penyu. Tahun 1980-an, jumlah penyu hijau dan penyu belimbing yang naik dan bertelur ke pantai masih puluhan ekor, tetapi kini kurang dari enam ekor.

”Kita kekurangan tenaga pengamanan, sementara masyarakat yang terdesak kebutuhan hidup makin nekat”, kata Muhammad Rudiyanto (45), anggota staf Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam yang bertugas menjaga Nusa Barung.

Nusa Barung memang bukan termasuk 12 pulau terluar yang dalam klasifikasi Alex SW Retraubun, Direktur Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil, DKP, membutuhkan perhatian khusus. Pulau ini jauh dari kemungkinan okupasi negara tetangga, sebagaimana pernah terjadi pada kasus lepasnya Sipadan dan Ligitan. Namun, akankah terus dibiarkan kekayaan laut kita terus dikuras nelayan asing, sementara nelayan dari negeri sendiri dililit kemiskinan?
(Sumber: Kompas, 7 April 2008)

2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
a. Apa penyebab nelayan Indonesia sering kalah dibanding dengan penangkap ikan asing?
b. Apa saja usaha yang dilakukan oleh para nelayan itu mengingat kelemahan nelayan Indonesia itu?
c. Bagaimana kekuatan maritim Indonesia dibandingkan dengan luas wilayah laut?
d. Sebutkan faktor yang menjadi pendorong eksploitasi ilegal terhadap daratan Nusa Barung oleh para nelayan?
e. Apa fungsi pokok cagar alam di Nusa Barung?
3. Lakukan identifikasi terhadap unsur-unsur yang ada dalam laporan pemberitaan tersebut, misalnya unsur 5W+1H, unsur urgensi dalam masyarakat, unsur kebahasaan, dan unsur-unsur laporan kegiatan yang lainnya! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang telah kamu lakukan!
4. Setelah melakukan identifikasi terhadap laporan yang telah dibuat, selanjutnya lakukan evaluasi terhadap isi pemberitaan berdasarkan identifikasi yang telah kamu lakukan! Ungkapkan hasil evaluasi di depan kelas dan sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung evaluasi yang kamu lakukan!
5. Berikan tanggapan dan komentar atas hasil evaluasi yang diungkapkan temanmu tersebut! Berikan tanggapan balikan sehingga terjadi diskusi kelas tentang hasil evaluasi yang telah diungkapkan dan mintalah gurumu untuk memberikan masukan dan penilaian atas diskusi tersebut!
6. Cari sebuah laporan jurnalistik atau berita di media cetak! Selanjutnya lakukan identifikasi dan evaluasi terhadap isi berita tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi dan evaluasi yang kamu lakukan dan laporkan dalam bentuk laporan tertulis!

Komentar