Apa Fungsi Eritrosit?

Eritrosit atau sel darah merah adalah jenis sel darah yang terdapat paling banyak di dalam tubuh dan sebagai fungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Dalam hal ini, hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. 

Warna merah pada eritrosit sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, eritrosit dibentuk di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam eritrosit tidak terdapat nukleus. Masa aktif eritrosit berlangsung selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. 

STRUKTUR ERITROSIT 

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah, dimana pada setiap mililiter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung terdapat 5 juta per milimeter kubik (mm3). 

Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, dimana eritrosit merupakan sel gepeng berbentuk piringan, struktur pada bagian tengah di kedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah struktur menggepeng tetapi tidak berlubang dengan diameter struktur 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm.
Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, dimana eritrosit merupakan sel gepeng berbentuk piringan, struktur pada bagian tengah di kedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah struktur menggepeng tetapi tidak berlubang dengan diameter struktur 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm. 


Eritrosit memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, eritrosit merupakan suatu struktur membran yang membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan eritrosit tidak memiliki struktur organel sel, misalnya struktur mitokondria, lisosom atau badan golgi.

Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, dimana eritrosit merupakan sel gepeng berbentuk piringan, struktur pada bagian tengah di kedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah struktur menggepeng tetapi tidak berlubang dengan diameter struktur 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm.

Sel darah manusia tidak berinti. Namun, eritrosit tidak inert secara metabolis. Melalui proses glikolisis, eritrosit membentuk ATP yang berperan penting dalam proses untuk mempertahankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion.

Bentuk bikonkaf ini meningkatkan rasio permukaan terhadap volume eritrosit sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit mengandung komponen sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan bentuknya.

APA FUNGSI ERITROSIT? 

Di atas telah diuraikan bahwa eritrosit mempunyai fungsi untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh melalui darah. Jadi, fungsi utama eritrosit adalah untuk mentransfer hemoglobin, yang selanjutnya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu, eritrosit juga berfungsi dalam mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dengan air.

Eritrosit normal merupakan cakram bikonkaf yang mempunyai garis tengah rata-rata 8 μm, tepi luar tebalnya 2 μm dan bagian tengahnya 1 μm. Bentuk khas ini ikut berperan melalui 2 cara terhadap efisiensi eritrosit terhadap pengangkutan O2 dalam darah, yaitu:

Bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih besar bagi difusi O2 dalam menembus membran daripada yang dihasilkan oleh sel bulat dengan volume yang sama. Tipisnya sel kelenturan (fleksibilitas) membrannya sehingga memungkinkan O2 berdifusi secara lebih cepat antara bagian paling dalam sel dengan eksteriornya.

Sementara itu, hemoglobin (Hb) merupakan protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen hem yang mengandung zat besi. Hemoglobin memiliki fungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya akan zat besi dalam eritrosit, dan oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan.

Komentar