Struktur dan Distribusi Bioma Terestrial Dikendalikan Oleh Iklim dan Gangguan Lainnya

Telah kita ketahui bahwa iklim serta faktor-faktor lainnya sangat mempengaruhi masing-masing spesies dimana tempat spesies tersebut ditemukan. Postingan plengdut kali ini akan kembali mengulas peran iklim dalam menentukan sifat maupun lokasi dari bioma di bumi ini. Sebagian besar zona daerah makhluk hidup memiliki struktur karakteristik dimana ditandai dengan vegetasi dalam terestrial bioma atau dengan adanya lingkungan fisik bioma air.

Terestrial Bioma dan Iklim

Karena iklim memiliki pengaruh besar terhadap distribusi spesies tanaman dan merupakan faktor utama penentu lokasi dari terestrial bioma. Salah satu cara melihat pentingya iklim pada distribusi bioma yaitu dengan membuat sebuah klimograf atau struktur gambaran grafik dari suhu rata-rata tahunan serta curah hujan pada wilayah tertentu yang diteliti.

Distribusi Umum Terestrial Bioma
Distribusi Umum Terestrial Bioma

Gambar dibawah ini merupakan gambaran klimograf untuk beberapa bioma yang ditemukan pada daerah Amerika Utara. Coba kalian perhatikan, misalnya kisaran hujan pada hutan konifer bagian utara (hutan taiga) jika dibandingkan dengan hutan subtropis sangat mirip, namun umumnya hutan-hutan subtropis memiliki suhu temperatur dimana lebih hangat. Sedangkan padang rumputnya biasanya akan lebih kering jika dibandingkan dengan hutannya, begitu juga dengan padang pasir masih tetap kering.

Faktor seperti curah hujan dan suhu merupakan faktor penting dimana berperan terhadap letak bioma tersebut berada. Beberapa daerah dengan kombinasi tertentu suhu juga curah hujan akan membentuk pepohonan hutan subtropis dengan struktur ukuran daun lebih lebar, akan tetapi daerah lain dengan variabel nilai kombinasi yang sama mengarah pada struktur jenis hutan konifer. Lalu bagaimana cara kita menjelaskan variasi hutan ini dimana kombinasi curah hujan maupun suhunya hampir mirip antara satu dengan lainnya?

Salah satu cara yaitu dengan memanfaatkan klimograf tahunan untuk membandingkan antara daerah satu dengan lainnya. Dalam pola variasi iklim tersebut, walaupun menunjukan rata-rata sama tiap tahunnya, tapi bisa kita lihat mana daerah yang menerima hujan secara rutin per tahunnya dan mana daerah yang memiliki perbedaan musim seperti musim hujan dan musim kemarau. Dari sini kita akan bisa mengetahui beda antara lokasi karakter hutan satu dengan struktur hutan lainnya.

Fitur Umum Terestrial Bioma

Kebanyakan terestrial bioma dinamai berdasarkan fitur fisik maupun iklim-iklim utama yang ada pada daerah terebut serta vegetasi dominan yang tinggal di dalamnya. Sebagai contoh padang rumput beriklim sedang yang umumnya ditemukan pada daerah lintang tengah dimana memiliki iklim sedang daripada daerah tropis maupun daerah kutub, serta biasanya akan di dominasi oleh rerumputan.

Tiap-tiap bioma juga akan ditandai oleh struktur kehidupan mikroorganisme, jamur serta hewan dimana disesuaikan dengan kondisi lingkungan di daerah tersebut. Contohnya padang rumput beriklim sedang bisanya akan memiliki komunitas hewan seperti yang ada pada hutan beriklim sedang, sebagai contoh misalnya terdapat hewan-hewan mamalia jenis gembala (pemakan rerumputan) serta terdapat banyak jamur jenis mikoriza.

Walaupun gambar distribusi umum terestrial bioma diatas menunjukan batas-batas berbeda antar bioma, namun di lapangan (kondisi aslinya) batasan-batasan tersebut akan saling tumpang tindih antara bioma satu dengan bioma berada disebelahnya dan terkadang juga akan terlihat seperti satu bioma mencakup area luas di lapangan. Wilayah intergradation atau garis batas bioma dimana terjadi gradasi atau perubahan dari bioma satu ke bioma lainnya ini sering disebut dengan istilah ecotone dimana bisa mencakup wilayah luas maupun wilayah sempit.

Gambar sebuah klimograf untuk beberapa jenis bioma di daerah Amerika Utara. Plot menggambarkan cakupan rentang suhu rata-rata tahunan terhadap curah hujan dalam area bioma tersebut.
Gambar sebuah klimograf untuk beberapa jenis bioma di daerah Amerika Utara. Plot menggambarkan cakupan rentang suhu rata-rata tahunan terhadap curah hujan dalam area bioma tersebut.


Plengdut quiz: Ekosistem tundra Arktik umumnya menerima sedikit curah hujan, akan tetapi sebagai daerah gurun termasuk memiliki distribusi vegetasi cukup padat. Mengapa bisa demikian?


Struktur lapisan vertikal vegetasi merupakan fitur penting yang ada dalam sebuah terestrial bioma. Kebanyakan hutan akan memiliki lapisan garis vertikal dari atas kebawah berupa ujung pepohonan berukuran tinggi, kemudian pepohonan berukuran rendah, di bagian bawahnya terdapat susunan semak belukar, lapisan tanaman herba (adalah tumbuhan terna dimana dalam ilmu botani merupakan jenis tanaman dengan batang lunak dimana tidak membentuk kayu), selanjutnya lapisan serasah (adalah lapisan habitat hidup organisme jenis dekomposer), dan terakhir adalah lapisan akar.

Bioma non hutan juga memiliki lapisan-lapisan serupa walaupun biasanya antara lapisan satu dengan lapisan lainnya tidak memiliki kejelasan dalam batasannya. Lapisan vegetasi memberikan banyak macam habitat hewan yang berbeda juga, misalnya pada bagian atas atau pucuk-pucuk pepohonan biasanya ditempati oleh burung-burung pemakan serangga dan juga kelelawar hingga mamalia berukuran kecil seperti kadal misalnya, sedangkan pada bagian pepohonan rendah banyak ditempati serangga, dan untuk bagian bawah atau dasar hutan akan dihuni oleh berbagai macam cacing serta hewan-hewan anthropoda dimana gemar mencari makan pada lapisan bawah akar.

Komposisi spesies dari masing-masing jenis bioma akan bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Sebagai contoh di hutan konifer utara (taiga) dari Amerika utara, pohon cemara merah pada wilayah ini hanya terdapat di bagian timur hutan, sedangkan di daerah lainnya hanya terdapat cemara putih serta cemara hitam yang melimpah. Contoh lainnya yaitu kaktus hidup dipadang pasir Amerika utara serta selatan akan tampak sangat mirip dengan tanaman euphorbs yang ditemukan pada padang pasir Afrika. Akan tetapi karena kaktus dan euphorbs memiliki garis keturunan evolusi yang berbeda, maka kesamaan keduanya bisa terjadi akibat adanya evolusi konvergen (adalah kesamaan ciri dari dua spesies berbeda atau tidak berhubungan akibat adaptasi terhadap lingkungannya).

Contoh evolusi konvergen kaktus dan euphorb. Gambar kiri kaktus dari genus Cereus yang ditemukan di Amerika, sedangkan sebelah kanan adalah Euphorbia canariensis yaitu tanaman euphorp yang berbeda dengan kaktus namun memiliki ciri yang sama dimana ditemukan sebagai tanaman asli kepulauan Canary di lepas pantai barat laut Afrika.
Contoh evolusi konvergen kaktus dan euphorb. Gambar kiri kaktus dari genus Cereus yang ditemukan di Amerika, sedangkan sebelah kanan adalah Euphorbia canariensis yaitu tanaman euphorp yang berbeda dengan kaktus namun memiliki ciri yang sama dimana ditemukan sebagai tanaman asli kepulauan Canary di lepas pantai barat laut Afrika.

Gangguan Terestrial Bioma

Gangguan umumnya akan cenderung merubah stabilitas dari bioma yang ada. Dalam ekologi, gangguan ini biasanya berupa badai, kebakaran hutan, aktivitas manusia yang dapat merubah komunitas organiseme di daerah tersebut atau bahkan organisme tadi akan hilang akibat sumber daya alam yang berubah drastis seperti misalnya penebangan atau penggundulan hutan besar-besaran dimana nantinya akan berpengaruh besar pada iklim global.

Akibat kebakaran hutan maka distribusi tanaman yang memiliki kayu akan terbakar dan mati. Begitu juga daerah savana akan memperoleh efek imbas kebakaran tadi dengan terjadinya perubahan iklim di savana tersebut. Begitu juga dengan badai dan angin topan akan dapat mengubah komposisi hutan serta terjadinya bukaan untuk spesies baru pada hutan tropis maupun hutan subtropis.

Contoh misalnya efek gangguan badai Katrina yang melanda Gulf Coast Amerika Serikat di tahun 2005, menyebabkan distribusi hutan rawa campuran di daerah tersebut bergeser ke arah daerah yang di dominasi pohon baldcypress (Taxodium distichum) dan pohon tupelo air (Nyssa aquatica). Akibat kedua jenis spesies pohon ini sangat rentan terhadap angin maka banyak terjadi kerusakan yang di temukan pada dominasi pohon-pohon ini setelah badai terjadi. Hasil gangguan bisa menyebabkan bioma satu dengan lainnya tercampur atau tumpang tindih dan akan diisi beberapa komunitas organisme yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Kebanyakan bioma dimana termasuk tanaman dominan sangat bergantung pada gangguan periodik yang terjadi dalam daerah tersebut. Kebakaran hutan alami merupakan gangguan komponen integral dari terbentuknya distribusi padang rumput, sabana, chaparral serta hutan konifer. Sebelum adanya pembangunan perkotaan dan lahan pertanian, daerah Amerika Serikat bagian tenggara didominasi oleh spesies konifer tunggal yaitu pinus berdaun panjang. Jika pembakaran periodik tidak terjadi, maka pohon berdaun lebar cenderung akan menggantikan pinus ini. Parahnya lagi saat ini untuk pembukaan lahan baru banyak pengelola lahan yang menggunakan api guna melenyapkan distribusi hutan konifer dan menimbulkan polusi udara yang menganggu kesehatan hingga menggangu jalur lalu lintas udara.

Komentar