Dampak Gejala Atmosferik terhadap Kehidupan

Secara langsung maupun tidak langsung, cuaca dan iklim suatu daerah memberikan pengaruh yang cukup besar pada berbagai aktivitas kehidupan manusia, baik itu pada kegiatan mata pencaharian penduduknya maupun pada kondisi sosial budayanya. Berikut ini beberapa contoh dampak gejala atmosferik terhadap kehidupan:

1. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Kekayaan Hayati

Daerah yang memiliki iklim tropis dengan kelembapan tinggi, memiliki kekayaan hayati sangat banyak. Kekayaan hayati yang banyak mendorong munculnya kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan dan mengolah sumber daya tersebut, seperti industri, perdagangan, perhutanan, kerajinan tangan, dan lain-lain.

2. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Pertanian

Dalam pelaksanaan kegiatan pertanian sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca atau musim. Tiap jenis tanaman memerlukan kondisi cuaca yang berbeda-beda sehingga jenis tanaman yang dibudidayakan di tiap daerah bisa berbeda-beda. Ada tanaman yang memerlukan pengairan banyak saat menanam, ada pula yang tanaman yang hanya membutuhkan sedikit air pada penanamannya. Oleh karena itu, petani juga harus memiliki kemampuan untuk memperkirakan saat tanam dan saat panen supaya produksi pertaniannya dapat optimal.

3. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Nelayan Tradisional

Adanya angin darat dan angin laut memiliki keuntungan sendiri bagi para nelayan, khususnya nelayan tradisional. Nelayan tradisional biasanya masih menggunakan perahu layar, sehingga untuk menggerakan perahunya memanfaatkan gerakan angin.

4. Dampak Atmosferik terhadap Bidang Komunikasi

Adanya lapisan ionosfer di atmosfer yang dapat memantulkan gelombang radio yang dipancarkan oleh sebuah pemancar, menyebabkan siaran radio dapat diterima di tempattempat yang cukup jauh letaknya. Begitu pula, cuaca yang kurang bagus akan menyebabkan terganggunya siaran televisi, radio, telepon, atau peralatan lainnya yang menggunakan satelit.

5. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Persebaran Penduduk

Iklim mempunyai pengaruh juga terhadap penyebaran penduduknya. Biasanya aglomerasi penduduk terjadi di daerah dengan kondisi iklim yang mendukung kehidupannya. Daerah gurun memiliki penduduk yang sangat jarang karena persediaan airnya sangat kurang.

Orang Eskimo

6. Dampak Gejala Atmosferik terhadap Budaya

Pengaruh iklim terhadap budaya dapat kita lihat antara lain pada bentuk rumah dan pakaiannya. Di daerah pedalaman dengan iklim tropis basah misalnya, penduduknya memanfaatkan apa yang tersedia di hutan untuk bahan bangunannya, seperti atap rumbia atau daun palma. Selain itu, rumah tersebut biasanya didirikan di atas tiang supaya terhindar dari banjir, aman dari serangan binatang buas, serta tidak terlalu panas. Iklim juga mempengaruhi cara berpakaian penduduknya. Orang Eskimo yang tinggal di daerah kutub menggunakan pakaian yang tebal karena iklimnya yang sangat dingin.