Norma Dalam Kesopanan

Norma kesopanan adalah norma dimana berhubungan dengan pergaulan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Norma kesopanan bersumber dari tata kehidupan atau budaya bisa berupa kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengatur kehidupan kelompoknya.

Di negara kita sendiri terdapat berbagai macam jenis-jenis norma utama, yaitu kelaziman, kesopanan, mode, agama, kesusilaan dan hukum. Kelaziman dan kesopanan merupakan norma yang lahir di lingkungan masyarakat dan adat istiadat tanpa ada sanksi yang mengikat, kedua norma ini memiliki kemiripan. Dimana pada kelaziman biasanya bentuknya secara umum seperti cara makan, cara duduk yang umum dan lain sebagainya, sedangkan kesopanan lebih ke arah untuk menghargai orang di sekitar seperti berpamitan kepada kedua orang tua ketika berangkat sekolah, menucapkan salam sebelum bertamu ke rumah orang lain dan lain sebagainya. Kesopanan ini juga berkaitan erat dengan norma dalam mode, dimana pada mode ini mengenai tata cara kita berpakaian yang sopan. Sebagai contoh seseorang yang meniru gaya berpakaian anak muda Jepang dengan rok mini dan pakai terbuka, akan mengurangi norma mode jika kita gunakan pada suatu acara adat di suatu daerah.

Kembali ke norma kesopanan, norma kesopanan sendiri di Indonesia sangat berhubungan erat pada adat istiadat, akan tetapi hukuman dari kesopanan & norma adat istiadat keduanya berbeda. Sehingga nilai kesopanan ini bisa berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia. Sebagai contoh yaitu pada kesopanan dalam berbahasa, misalnya kesopanan tutur bahasa kita terhadap orang tua dianggap baik, maka nilai dari kesopanan pada diri kita akan baik juga. Berbeda halnya dengan nilai kesopanan jika kita berada di daerah jawa, dimana jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa "kromo" (bahasa jawa secara halus) biasanya nilai kesopanan yang kita miliki lebih tinggi di mata orang lain dibandingkan berbicara dengan bahasa Indonesia biasa.

Lalu bagaimana jika kita tidak bisa berbahasa "kromo" untuk menyapa atau berbicara dengan orang yang lebih tua? Apakah nilai sopan santun kita dianggap buruk? Tentu saja norma sopan santun kita tidak di anggap buruk, hal ini dikarenakan penduduk Indonesia sudah paham benar bahwa kita terdiri dari berbagai macam suku & bahasa. Sehingga nilai sopan santun jika kita berbicara tanpa menggunakan bahasa "kromo" di tanah jawa tidak menjadi buruk, akan tetapi jika kita menggunakan bahasa kromo maka nilai sopan santun kita dianggap lebih baik (semuanya tergantung adat istiadat dimana kita tinggal).

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kecenderungan berinteraksi atau bergaul dengan manusia lain dalam masyarakat. Hubungan antarmanusia dalam masyarakat ini membentuk aturan-aturan sopan santun dalam bentuk norma yang disepakati tentang mana yang pantas & mana yang tidak pantas.

Ada perbuatan sopan serta tidak sopan, boleh dilakukan atau tidak dilakukan. Inilah awal mula terbentuk norma dan nilai-nilai pada norma sopan santun itu sendiri. Oleh karena norma sopan santun terbentuk atas kesepakatan bersama, maka perbuatan atau peristiwa yang sama memungkinkan terbentuk aturan norma dalam sopan santun yang berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain.

Artikel terkait:

Coba kalian perhatikan, dua orang anak kecil yang belum pernah bermain “A”, melihat teman-temannya yang lebih besar bermain “A”. Kemudian timbul keinginan di antara mereka berdua untuk bermain “A”. Untuk mewujudkan keinginan ini, maka kedua anak ini akan bermain dengan membuat aturan yang disepakati bersama. Aturan yang dibuat mungkin sama dengan aturan sopan santun yang sudah ada, namun juga dapat berbeda. Bagi kedua anak tersebut aturan yang telah disepakati merupakan benar untuk mereka berdua, walaupun bagi kelompok lain kurang tepat. Contoh tersebut menggambarkan bagaimana proses terjadi perbedaan kesopanan antara masyarakat satu dengan yang lain. Coba kalian cari informasi apa faktor kesopanan lain yang menyebabkan perbedaan kesopanan dalam masyarakat
Perilaku Keramahan
Perilaku Keramahan merupakan salah satu nilai kesopanan
Norma kesopanan masyarakat memuat aturan dalam pergaulan masyarakat, antara lain terlihat dalam kesopanan tata cara berpakaian, tata cara berbicara, tata cara berperilaku terhadap orang lain, sopan pada tata cara bertamu ke rumah orang lain, sopan dalam tata cara menyapa orang lain, sopan dalam tata cara makan, & sebagainya. Tata cara dalam pergaulan dalam masyarakat yang berlangsung lama dan tetap dipertahankan oleh masyarakat, lama kelamaan melekat secara kuat & dirasakan menjadi adat istiadat. Beberapa pendapat ahli membedakan antara kesopanan dengan kebiasaan & hukum adat. Kebiasaan menunjukkan pada perbuatan yang berulang-ulang dalam peristiwa yang sama, kemudian diterima & diakui oleh masyarakat. Sedangkan adat istiadat adalah aturan/kebiasaan yang dianggap baik dalam masyarakat yang dilakukan secara turun temurun.

Salah satu perbedaan kebiasaan dengan adat istiadat adalah kekuatan sanksi pada keduanya. Sanksi terhadap pelanggaran kebiasaan tidak sekuat sanksi pelanggaran terhadap hukum adat. Contoh nilai kesopanan misalnya pulang kampung saat menjelang perayaan Idul Fitri, Natal, atau hari besar keagamaan lainnya merupakan kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun apabila seseorang suatu saat pada perayaan tersebut tidak pulang kampung, maka sanksi dari masyarakat tidak sebesar seorang yang berasal dari suku Batak yang melanggar aturan larangan perkawinan dalam satu marga.

Sanksi terhadap pelanggaran sopan santun dapat berupa pengucilan, tidak disenangi, atau dicemoohkan oleh masyarakat. Sanksi berasal dari luar diri seseorang, berbeda dengan kesusilaan yang berasal dari diri sendiri. Lemah kuatnya sanksi dari masyarakat dipengaruhi oleh kuat tidaknya norma kesopanan tersebut dalam masyarakat. Contoh sopan santun saat berjalan di depan orang yang lebih tua harus meminta ijin (permisi). Bagi masyarakat di daerah pedesaan pelanggaran nilai sopan santun ini akan mendapat teguran lebih tegas, dibandingkan nilai nilai kesopanan dalam masyarakat perkotaan. Apakah masih ada faktor lain yang mempengaruhi kekuatan sanksi norma ini?

Kesimpulan Norma Kesopanan
Dari uraian diatas, maka bisa kita simpulkan beberapa hal penting pada norma jenis kesopanan ini. Point-point penting dari norma ini diantaranya:
  1. Norma bentuk kesopanan dapat diartikan juga sebagai peraturan yang timbul dan hidup bersumber dari pergaulan.
  2. Norma bentuk sopan santun ini memiliki sifat yang relatif, dimana norma kesopanan ini akan berbeda-beda pada lingkungan, waktu dan tempat tertentu. Atau dengan kata lain, norma kesopanan sangat terpengaruh oleh macam macam adat-istiadat dimana kita tinggal.
  3. Di negara kita Indonesia, contoh-contoh dari norma dalam sopan santun ini yang sering kita temukan diantaranya: menerima pemberian atau sesuatu harus selalu menggunakan tangan kanan, selalu menghormati pada orang yang umurnya lebih tua, disaat ada orang lain yang berbicara, kita tidak boleh menyela pembicaraan tersebut, menjaga perkataan agar tidak berkata-kata kasar dan kotor, serta banyak lagi contoh-contoh lain dari sopan santun ini yang bisa kalian temukan di sekitar kalian.
  4. Dilihat dari jenis jenis norma, maka norma kesopanan ini masuk dalam kelompok macam norma tidak resmi atau norma nonformal dikarenakan norma ini tidak tertulis dalam undang-undang negara kita namun berlaku di masing-masing adat istiadat.
  5. Norma dari kesopanan juga penting untuk kita terapakan.Terutama didalam kehidupan bermasyarakat, dikarenakan sopan santun ini memiliki kaitan yang erat terhadap masyarakat.
  6. Dilihat dari sanksi pada norma kesopanan ini, maka norma kesopanan ini memiliki bentuk sanksi yang tidak tegas. Hal ini dikarenakan sopan santun merupakan norma yang lahir dari adat istiadat serta kebiasaan dari lingkungan masyarakat, sehingga sanksi dari pelanggaran sopan santun ini tidak tertulis pada undang-undang atau peraturan resmi pemerintah. Akan tetapi pelanggaran norma dari kesopanan biasanya akan dihukum langsung oleh masyarakat sekitar, baik itu berupa sanksi celaan, cemoohan, hinaan, diasingkan, ataupun dikucilkan dari lingkungan pergaulan di daerah tersebut.

Komentar