Kekebalan Spesifik Pada Tubuh Hewan

Mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh hewan selain menghadapi kekebalan non spesifik seperti sel fagfositik, respon peradangan dan protein antimikroba juga menghadapi sel limfosit yang merupakan benteng terakhir dalam system kekebalan. Limfosit merespon terhadap kontak dengan mikroba dengan cara membangkitkan respon kekebalan yang efisien dan selektif, bekerja diseluruh tubuh untuk mengeluarkan bibit penyakit. Tubuh hewan vertebrata mengandung dua jenis limfosit yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T). Kedua jenis limfosit ini bersirkulasi dalam darah dan limfa.

Baca juga: Periode rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik yang dinamakan satu hari

Limfosit memiliki sifat spesifisitas, artinya hanya mengenali dan merespon terhadap mikroba tertentu dan molekul asing Molekul asing yang menstimulir respon spesifik dari limfosit disebut antigen. Antigen bisa berupa virus, bakteri, fungi, protozoa dan parasit cacing. Molekul antigenic dapat ditemukan pula pada serbuk sari dan jaringan yang dicangkokkan.

Kedua sel tersebut yaitu sel T dan sel B mempunyai aktivitas pertahanan yang berbeda-beda tetapi saling melengkapi. Salah satu cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut antibodi. Antigen merupakan singkatan dari antibodi generator. Masing-masing antigen mempunyai bentuk molekuler khusus dan merangsang sel B untuk mensekresi antibodi yang bereaksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Sel T dan sel B dapat
mengenali antigen spesifik karena adanya reseptor antigen yang terikat pada membran plasmanya.

Mikroorganisme yang masuk dalam tubuh hewan menghadapi banyak sel B dan sel T, tetapi mikroorganisme tersebut hanya berinteraksi dengan limfosit yang mengandung reseptor yang spesifik untuk berbagai molekul antigenic yang dimilikinya. Kemudian limfosit yang terseleksi ini akan diaktifkan untuk membelah dan berdiferensiasi dan akhirnya membentuk dua klon sel. Satu klon terdiri atas sejumlah sel efektor, yaitu sel yang berumur pendek yang melawan dan menyerang antigen yang sama . Klon yang lain terdiri atas sel memori, yaitu sel yang berumur panjang yang mengandung reseptor spesifik untuk antigen yang sama.

Perbanyakan dan diferensiasi limfosit secara selektif yang terjadi pertama kali tubuh terinfeksi suatu antigen disebut respon kekebalan primer. Dalam respon primer ini limfosit terseleksi akan membangkitkan respon sel efektor. Sel B dan sel T terseleksi akan membangkitkan secara berturut-turut sel efektor B yang menghasilkan antibodi yang disebut sel plasma dan sel efektor T. Pada saat sel efektor ini sedang berkembang , individu yang terserang organisme bisa menjadi sakit. Gejala sakit tersebut akan hilang ketika antibodi dan sel efektor T membersihkan antigen dari tubuh. Jika individu tersebut suatu waktu terserang antigen yang sama, respon yang dihasilkan akan lebih besar, lebih cepat dan bertahan lebih lama. Respon ini disebut respon kekebalan sekunder. Konsentrasi antibodi dalam serum darah akan lebih tinggi pada respon kekebalan sekunder daripada pada saat respon kekebalan primer. Selain itu afinitas antibodi yang dihasilkan dalam respon kekebalan sekunder lebih tinggi dari pada antibodi yang dihasilkan pada saat respon kekebalan primer. Kemampuan system kekebalan untuk membangkitkan respon kekebalan sekunder inilah yang menjadi dasar dalam memori immunologis.

Artikel belajar online lainnya: Planet-planet beredar mengelilingi matahari karena adanya gaya tarik atau gaya gravitasi matahari.

Gambaran ilustrasi perjalanan Limfosit dari sel induk pluripoten pada sumsum tulang hingga menjadi sel limfosit T dan sel limfosit B
Gambaran ilustrasi perjalanan Limfosit dari sel induk pluripoten pada sumsum tulang hingga menjadi sel limfosit T dan sel limfosit B

Limfosit berasal dari sel induk pluripoten yang ada dalam sumsum tulang. Limfosit ini pada tahap awalnya tampak sama, kemudian berkembang menjadi sel T dan sel B, tergantung dimana sel tersebut melanjutkan proses pematangannya. Limfosit yang bermigrasi dari sumsum tulang ke timus akan berkembang menjadi sel T (berasal dari kata timus). Limfosit yang berada dalam sumsum tulang dan meneruskan proses pematangannya disana disebut sel B. B ini berasal dari kata Bursa Fabrisius, suatu organ unik pada unggas tempat sel B unggas mengalami pematangan dan tempat dimana sel limfosit B pertama kali ditemukan. Pada hewan ruminansia sel B berkembang dalam sumsum tulang, sehingga B bisa berarti pula “bone”.

Komentar