Unsur Pembentuk, Pengertian Dan Beda Antara Cuaca dan Iklim

Cuaca memiliki pengertian keadaan udara pada suatu saat di daerah yang relatif sempit. Misalnya saat keadaan hujan, cerah, banyak terdapat awan, tekanan angin tinggi, udara panas atau sejuk di suatu kota. Sedangkan perbedaan antara cuaca dan iklim yaitu iklim memiliki pengertian keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang relatif luas dan waktu yang relatif lama hingga puluhan tahun. Contoh iklim tropis, iklim sub tropis, sedang dan dingin.

Secara singkat perbedaan iklim yaitu rerata cuaca di suatu luas wilayah dalam jangka waktu lama, sedangkan cuaca merupakan keadaan udara saat itu pada wilayah yang sempit. Perbedaan lainnya yaitu mengenai bidang ilmu yang mengkaji dan mempelajarinya. Bidang studi atau ilmu yang mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi, sedangkan perbedaan bidang ilmu yang mempelajari iklim yaitu klimatologi.

Taukah kalian bahwa cuaca dan iklim yang ada di bumi ini selalu berubah-ubah. Walaupun begitu sifat dan polanya pada kawasan tertentu memiliki kecenderungan yang sama. Cuaca dan iklim dapat terbentuk karena unsur unsur seperti sinar matahari, suhu/temperatur, kelembapan udara, tekanan udara, curah hujan, angin dan awan.

Berikut ini akan kita uraikan masing-masing unsur pembentuk cuaca dan iklim tersebut:

a. Sinar Matahari

Bumi beredar mengelilingi matahari pada lintasan elips yang disebut garis edar atau orbit. Matahari yang berpijar memancarkan sinarnya ke segala arah, dan bumi yang mengelilinginya pun menerima sinar matahari tersebut.

Karena bumi berbentuk bulat dan selalu berputar pada porosnya, tidak mungkin semua permukaan bumi menerima penyinaran matahari pada saat bersamaan. Perbedaan waktu penerimaan sinar matahari di suatu kawasan tertentu sangat dipengaruhi oleh letak lintang suatu kawasan, maka penyinaran akan makin berkurang, sehingga waktu siang hari di kawasan tersebut makin pendek.

Disamping itu, penyinaran matahari pada bumi juga dipengaruhi oleh pergerakkan unsur-unsur di atmosfer. Misalnya unsur awan yang ada pada lapisan troposfer dapat menghalangi sinar matahari di suatu kawasan, sehingga kawasan yang diselubungi awan tersebut tidak mendapatkan penyinaran matahari.

b. Temperatur atau Suhu

Adanya perbedaan tingkat pemanasan matahari di permukaan bumi menyebabkan suatu kawasan akan memiliki perbedaan suhu dengan kawasan lainnya. Sebagian panas yang sampai ke permukaan bumi diserap dan sebagian lagi dipantulkan. Pantulan sinar matahari ini akan sangat mempengaruhi pembentuk suhu di kawasan tersebut.

Kawasan permukaan bumi yang berada pada posisi garis lintang 0°-23° atau di sekitar garis katulistiwa akan mengalami pemanasan yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan yang berada di dekat kutub (perhatikanlah gambar berikut ini).

Lama waktu penyinaran matahari dipengaruhi oleh letak lintangnya
Lama waktu penyinaran matahari dipengaruhi oleh letak lintangnya

Daerah atau dataran yang tinggi akan memiliki suhu yang lebih sejuk dibandingkan daerah atau dataran yang rendah. Hal ini terjadi karena pemanasan berlangsung melalui gelombang pantulan pemanasan dari permukaan. dataran tinggi semacam pegunungan biasanya tidak membentang seperti dataran rendah, sehingga pemantulan pun tidak dapat berlangsung maksimal.

Selain itu, kerapatan udara di dataran tinggi lebih renggang daripada di dataran rendah, sehingga udara di dataran tinggi kurang mampu menyerap panas. Pemanasan di darat akan lebih cepat dibandingkan perairan karena keadaan pembentuk daratan yang padat dan sulit ditembus sinar matahari. Pemanasan pada kawasan perairan berlangsung lambat karena air selalu bergerak dan dapat tembus sinar matahari.

Dari penjelasan diatas, penerima panas matahari ke permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
  • Sudut datang sinar matahari di posisi tegal lurus atau miring
  • Lamanya penyinaran matahari, semakin lama siangnya semakin panas yang diterima bumi
  • Keadaan muka bumi yang meliputi daratan yang bervegetasi, gurun pasir, dan lautan
  • Banyak sedikitnya awan atau uap air di udara.

c. Kelembaban Udara

Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan air-air yang ada pada permukaan bumi baik di daratan maupun lautan menguap dan termuat dalam udara. Kandungan uap yang ada dalam udara ini dinamakan pengertian kelembaban udara.

Besarnya penguapan mempengaruhi pembentuk kelembaban udara
Besarnya penguapan mempengaruhi pembentuk kelembaban udara

Kelembaban udara dapat berubah-ubah tergantung pada pemanasan yang terjadi. Makin tinggi suhu di suatu kawasan, maka makin tinggi pula tingkat kelembaban udara di kawasan tersebut karena udara yang mengalami pemanasan merenggang dan terisi oleh uap air.

Kandungan uap air yang termuat dalam jumlah udara tertentu pada temperatur tertentu dibandingkan dengan kandungan uap yang dapat termuat dalam udara tersebut disebut pengertian kelembaban relatif atau pengertian kelembaban nisbi. Besarnya kelembaban relatif dinyatakan dalam persen. Untuk menentukan kelembaban relatif, digunakan persamaan sebagai berikut:

rumus kelembaban relatif
rumus kelembaban relatif


Keterangan:
e = jumlah uap air yang dikandung udara atau kelembaban absolut
E = jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung dalam udara tersebut

Sebagai contoh soal:
Suhu di suatu kawasan adalah 25°C, sedangkan setiap 1m³ udara memuat kandungan uap sebesar 45 gr. Apabila udara pada temperatur tersebut mampu memuat 67,5 gr uap air, tentukanlah kelembaban relatifnya.

Jawabannya:
Kelembaban relatif = e/E x 100%

= 45/67,5 x 100% = 66,6%

Jadi kelembaban relatif di kawasan tersebut adalah 66,6%. Selain kelembaban relatif atau kelembaban nisbi, jenis kelembaban lain yang disebut kelembaban absolut yaitu jumlah yang menunjukkan kandungan uap air dalam satuan gram yang ada pada setiap 1m³ udara.

d. Tekanan Udara

Pengertian Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya berat dari lapisan udara. Udara merupakan kumpulan gas yang masing-masing memiliki massa dan menempati ruang. Karena massa yang dimilikinya, udara pun memiliki tekanan. Suhu di suatu kawasan sangat berpengaruh terhadap tekanan udara di kawasan tersebut. Bila suhu makin tinggi, maka tekanan udara akan makin rendah. Ini disebabkan udara yang hangat bersifat renggang. Sebaliknya bila suhu semakin rendah, maka tekanan udara akan makin tinggi karena udara yang dingin lebih padat daripada udara yang panas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat menentukan pembentuk perbedaan tekanan udara di setiap kawasan di muka bumi ini.

e. Angin

Seperti telah kita ketahui, tekanan udara di setiap kawasan di bumi ini tidak sama. Karena adanya perbedaan tekanan udara di dua kawasan yang berbeda, maka udara yang berada di salah satu kawasan tersebut akan bergerak di kawsan lain. Udara akan bergerak dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah untuk mengisi ruang. Maka udara bergerak dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih panas. Pengertian udara yang bergerak ini disebut angin.

f. Curah Hujan

Pengertian hujan ialah suatu proses jatuhnya air dalam hal ini adalah H2O dari udara ke permukaan bumi. Air yang jatuh dapat berbentuk cair maupun padat sebagai contoh yaitu es dan salju. Pembentuk hujan terjadi karena menguapnya air sebagai akibat dari pemanasan sinar matahari. Uap-uap air tersebut kemudian naik ke atmosfer dan mengalami kondensasi sehingga membentuk awan.
Lama-kelamaan awan akan makin berat, karena kandungan airnya makin banyak. Bila uap air di awan telah mencapai jumlah tertentu maka titik-titik air pada awan tersebut akan jatuh sebagai hujan.

g. Awan

Pengertian Awan adalah kumpulan besar dari titik-titik air atau kristal kristal es yang halus di atmosfer. Pada waktu musim kemarau, sedikit sekali kita jumpai pembentuk awan di udara karena penguapan yang terjadi sedikit, tetapi di musim hujan kita dapat menjumpai banyak sekali awan dengan berbagai bentuk awan dan variasi awan, hal ini karena kandungan uap air di udara cukup banyak.

Berdasarkan bentuknya, awan dibedakan sebagai berikut ini:
  • Awan cumulus yaitu awan putih yang bergerombol dan biasanya sering kita lihat di siang maupun sore hari.
  • Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan cakupannya relatif luas.
  • Awan cirrus yaitu awan yang letaknya sangat tinggi dan tipis seperti tabir.
  • Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu. Awan ini juga sebagai pertanda akan turunnya hujan.


Awan comulonimbus yang berbahaya bagi penerbangan
Awan comulonimbus yang berbahaya bagi penerbangan
Kadang kala juga kita sering menjumpai bentuk-bentuk awan yang bervariasi atau merupakan bentuk gabungan awan. Contohnya yaitu pembentuk awan cumulonimbus, dimana awan ini bentuknya bergumpal-gumpal dan gelap serta diikuti petir dan hujan yang sangat lebat. Jenis awan ini merupakan jenis awan yang sangat berbahaya bagi penerbangan.

Komentar