Mendeskripsikan Perilaku Tokoh Drama

Mendeskripsikan Perilaku Tokoh Drama
Naskah drama berisi dialog-diaolg dari para pelaku. Dari dialog-dialog ini, kamu dapat menemukan sifat dan perilaku setiap tokoh. Kamu juga bisa menyimpulkan watak seseorang dari dialog tersebut. Pelukisan mengenai sifat dan perilaku tokoh dapat kamu temukan dari segi lahiriah maupun batiniah.
Bagaimana caranya?
Caranya terlebih dahulu gunanakan metode analitik dan dramatik.

1. Analitik (cara langsung)

Pengarang melukiskan atau menyebutkan watak tokohnya secara langsung, tersurat, dan terbaca dalam karya tersebut. Pengarang langsung menguraikan sendiri watak para pelakunya.

2. Dramatik (tidak langsung)

Pengarang melukiskan watak pelaku dalam cerita melalui cara-cara tersamar dengan melukiskan keadaan, lingkungan, keadaan tubuh, keadaan batin, tingkah laku, dialog, keadaan tempat tinggal, kamar, dan sebagainya.

Cerita dalam drama terbagi atas beberapa babak. Tiap babak dibagi menjadi beberapa adegan. Setiap adegan dikembangkan sehingga semakin jelas yang berisi mengenai isi cerita, dialog, dan gerak-gerik pelaku. Kedudukan pelaku dalam drama sangat penting. Tidaklah mungkin drama tanpa pelaku. Pelaku adalah jiwa drama itu sendiri. Dalam drama, pengarang menampilkan watak tokoh melalui bentuk tubuh, gerak-gerik, raut muka, dan dialog antarpelaku. Setiap gerak diperhitungkan, karena mempunyai nilai tertentu. Oleh karena itu, memilih pelaku hendaklah cermat dan hati-hati.
Bagaimana cara mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama?

Perhatikanlah contoh berikut!

Kutipan dalam naskah drama
Ibu Suci : (berlari menuju kelas, menerobos kerumunan murid-murid yang menonton di pintu)

Kepala Sekolah : (maju membentak dan menghardik para penonton) “Minggir!”

Waskito : (berdiri di muka kelas membelakangi deretan bangkubangku. Tangannya memegang gunting yang tak terbuka)

Kepala Sekolah : (suaranya menggelegar) “Berikan gunting itu, Waskito!”

Waskito : (terkejut)

Ibu Suci : (maju tiga-empat langkah merebut gunting dari tangan Waskito) “Ah, kamu ini ada-ada saja. Dari mana kau dapatkan gunting ini!” (Langsung berbalik memberikan gunting tersebut kepada Kepala Sekolah. Kemudian merangkul lengan ke arah pundak Waskito sambil mengajak keluar kelas)

Deskripsi perilaku manusia 
  1. Ibu Suci adalah seorang guru yang memiliki sifat perhatian kepada muridnya (Waskito). Bu Suci terlihat agak panik dan cemas ketika memikirkan Waskito memegang gunting seolah akan bunuh diri. Jiwa suka menolongnya timbul dan tidak peduli dengan beberapa perjuangan menerobos kerumunan murid. Bu Suci juga termasuk guru yang patuh kepada atasannya. Terbukti ia menyerahkan gunting kepada kepala sekolah.
  2. Kepala sekolah bersifat tegas dan agak pemarah. Terbukti dengan adegan membentak dan memerintah penonton untuk minggir. Ia juga seorang kepala sekolah yang bertanggung jawab pada murid dan lingkungan sekolah. Di samping perhatian, kepala sekolah juga penuh wibawa, dan disegani seluruh lingkungan sekolah.
  3. Waskito seorang pelajar yang mudah putus asa. Suka mencari jalan pintas jika menghadapi masalah besar.