Setiap dalang wayang kulit ataupun wayang golek atau juga wayang yang lain tentu mahir menampilkan lakon/cerita untuk disajikan dalam karya pertunjukkannya. Bagi para dalang pecantrikan pun tentu telah mendapatkan banyak lakon dari sang guru pecantrikannya. Namun demikian, dalam perkembangan baik dalang senior maupun yuniornya masih juga membutuhkan penambahan untuk lebih banyak lagi mendapatkan perbendaharaan lakon/cerita demi kekayaan lakon itu sendiri.
Untuk itu sebagai sarananya, mereka tentu harus banyak membaca buku-buku atau tulisan yang memuat tentang lakon/cerita wayang, baik yang berbentuk tembang (puisi) ataupun prosa. Buku atau tulisan yang memuat dan mengungkapkan lakon/cerita wayang dan identitas tokoh dalam pewayangan itulah yang disebut Sastra Lakon.
Sejak jaman Hindu sampai sekarang buku-buku sastra lakon telah banyak diterbitkan dengan jumlah yang sangat besar dan berisi lakon/cerita yang hampir tak terbilang. Ada yang berbentuk prosa dan ada yang berupa tembang. Buku-buku atau tulisan, sastra lakon yang isinya berbentuk kalimat prosa, contoh:
Komentar
Posting Komentar
Dengan menggunakan kolom komentar atau kotak diskusi berikut maka Anda wajib mentaati semua Peraturan/Rules yang berlaku di situs plengdut.blogspot.com ini. Berkomentarlah secara bijak.